BANGKOK, THAILAND – Media OutReach Newswire – Sanofi, pemimpin global dalam inovasi biofarmasi, baru-baru ini menyelenggarakan simposium hibrida bertajuk “Melindungi Kelompok Berisiko Tinggi: Pentingnya Pencegahan Influenza dan Komunikasi yang Efektif.” Acara ini menghadirkan 380 tenaga kesehatan dari seluruh Asia Tenggara dan India untuk membahas beban influenza pada populasi rentan serta berbagi strategi untuk meningkatkan hasil kesehatan.

Simposium ini menyoroti dampak tidak proporsional dari influenza musiman terhadap kelompok berisiko tinggi, terutama orang dewasa berusia 65 tahun ke atas, individu dengan penyakit kronis seperti diabetes, serta mereka yang memiliki penyakit kardiovaskular. Prof. Sasisopin Kiertiburanakul, dari Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Ramathibodi, Universitas Mahidol, Thailand, yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Asosiasi Penyakit Infeksi Thailand (IDAT), menyampaikan pidato utama yang kuat mengenai epidemiologi influenza di kawasan ini. Para pakar medis juga memaparkan data tentang dampak influenza terhadap populasi rentan.

Menurut data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), influenza tetap menjadi masalah kesehatan global utama, yang menyerang sekitar 1 miliar orang setiap tahun di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 3–5 juta kasus berkembang menjadi penyakit berat, yang menyebabkan 290.000 hingga 650.000 kematian secara global.

“Angka-angka ini sangat mengkhawatirkan, terutama bagi kelompok rentan. Influenza dapat memicu komplikasi serius seperti pneumonia, serangan jantung, memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada, bahkan menyebabkan kematian. Melindungi kelompok rentan dengan vaksinasi influenza adalah langkah yang aman dan efektif. Bukti menunjukkan bahwa vaksinasi dapat secara signifikan mengurangi angka rawat inap dan kematian di kalangan kelompok ini. Ini adalah investasi yang cerdas dalam kesehatan masyarakat,” jelas Prof. Sasisopin.

Acara ini juga menampilkan sesi interaktif bersama para pakar medis dari Malaysia dan Vietnam yang membahas pentingnya vaksinasi influenza untuk kelompok berisiko tinggi, termasuk pasien dengan penyakit jantung, diabetes, dan lansia. Meski sikap terhadap vaksinasi masih beragam, para ahli menekankan bahwa peningkatan akses terhadap imunisasi influenza dan pelaksanaan strategi komunikasi berbasis bukti merupakan kunci untuk mencapai target WHO yaitu cakupan vaksinasi sebesar 75% di antara kelompok berisiko tinggi.

“Di Sanofi, kami percaya bahwa melindungi kelompok rentan dari influenza memerlukan pendekatan yang menyeluruh. Melalui simposium ini, kami memberdayakan tenaga kesehatan dengan alat dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk melindungi mereka yang paling berisiko di masyarakat,” ujar Ruby Dizon, Kepala Medis Divisi Vaksin Sanofi untuk Asia Tenggara dan India.

Para peserta memperoleh wawasan praktis dalam menangani miskonsepsi umum terkait pencegahan influenza, serta mempelajari teknik komunikasi untuk menjelaskan manfaat spesifik vaksinasi bagi pasien berisiko tinggi. Simposium ditutup dengan seruan aksi bagi tenaga kesehatan untuk bersatu dalam melindungi kelompok rentan melalui vaksinasi influenza yang tepat.

Bagi individu berisiko tinggi, perlindungan terhadap influenza bukan hanya langkah kesehatan rutin—melainkan bentuk perlindungan menyeluruh terhadap komplikasi yang berpotensi fatal. Melalui inisiatif ini, Sanofi menegaskan komitmennya dalam mengurangi beban global influenza dengan mendukung tenaga kesehatan melalui strategi berbasis bukti dan melawan misinformasi tentang vaksinasi flu demi peningkatan kualitas hidup.

Keterangan Foto: Sesi Panel

https://www.sanofi.com