KUALA LUMPUR, MALAYSIA – Media OutReach Newswire – Menurut Monthly Outlook Coinbase edisi April 2025, total kapitalisasi pasar kripto (di luar Bitcoin) telah merosot sebesar 41%, dari $1,6 triliun pada Desember 2024 menjadi $950 miliar pada awal April 2025. Ini merupakan penurunan paling tajam dalam lebih dari dua tahun, bahkan menurunkan valuasi pasar kripto di bawah level yang terlihat selama siklus 2021–2022.
Namun, penurunan ini tidak terjadi secara merata. Sementara Bitcoin hanya turun kurang dari 20%, altcoin mengalami keruntuhan sebesar 41%, menandakan adanya pelarian modal ke aset digital yang lebih mapan.

Baru-baru ini, Bitcoin berhasil pulih dan mencetak rekor tertinggi baru, melewati batas penting $110.000 pada 21 Mei. Di sisi lain, kripto besar lainnya—seperti Ethereum dan XRP, masih diperdagangkan jauh di bawah puncak harga terakhir mereka. Saat modal keluar dari altcoin yang lebih berisiko, sentimen investor menjadi negatif, mendorong Coinbase untuk memperingatkan kemungkinan masuknya pasar ke fase ‘crypto winter’ baru.
Broker global Octa, yang aktif dalam transaksi aset digital, melihat ini sebagai fase penting dalam realokasi risiko, di mana para pelaku pasar mencari kejelasan sebelum kembali mengambil risiko lebih besar.

Faktor-Faktor Tekanan di Pasar Kripto:
- Pendanaan modal ventura (VC) memang meningkat dari kuartal IV 2024, tetapi masih 50–60% di bawah tingkat pendanaan pada 2021–2022.
- Kondisi likuiditas semakin ketat, terutama bagi proyek-proyek kripto kecil.
- Angin sakal makroekonomi, termasuk tarif perdagangan global yang meningkat dan ketidakpastian ekonomi global, menghambat minat terhadap aset berisiko.
Bagian pasar yang paling spekulatif, seperti token untuk Decentralized Physical Infrastructure Networks (DePINs), memecoin, dan koin yang digunakan untuk agen AI, mengalami penurunan paling tajam, mencerminkan kehati-hatian investor yang semakin besar.
“Saat ini, pasar dengan jelas melihat nilai yang lebih besar pada Bitcoin dibandingkan aset kripto lainnya. Situasi makroekonomi global sangat tidak stabil, drama tarif perdagangan terus bergulir dan meningkatnya proteksionisme bisa mengancam status dolar AS sebagai mata uang cadangan global. Alhasil, modal investor bermigrasi dari altcoin berisiko tinggi ke Bitcoin yang dianggap lebih aman. Bahkan, Bitcoin kini berperan seperti ‘safe-haven coin’ di pasar kripto,” ungkap Kar Yong Ang, analis pasar keuangan di Octa Broker, dalam rilis, Rabu (28/5/2025).
Kekhawatiran juga meningkat di pasar keuangan global atas defisit ganda AS (fiskal dan perdagangan) yang semakin tidak berkelanjutan. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 20 tahun naik ke atas 5,15% pada 22 Mei, hampir mencapai level tertinggi dalam dua tahun, sementara Indeks Dolar AS (DXY) turun di bawah level kritis 100, mencerminkan berkurangnya kepercayaan terhadap status aman dolar AS. Agensi pemeringkat Moody’s pun menurunkan peringkat utang negara AS dari ‘Aaa’ ke ‘Aa1’ karena kekhawatiran atas peningkatan utang nasional.
Di saat yang sama, sebagian besar kripto masih bertindak sebagai proksi berisiko tinggi terhadap sentimen global, yang dalam kondisi makro saat ini, menjadi hambatan besar bagi kinerja harga. Konflik tarif antara AS dan China, ketidakpastian ekonomi global, dan kinerja pasar saham yang melemah ikut menekan minat terhadap aset berisiko—dan merugikan mayoritas mata uang kripto. Namun, Bitcoin menjadi pengecualian utama dalam tren ini.
“Awalnya, reli BTC terlihat sangat spekulatif, pasar bereaksi positif terhadap sikap Trump yang lebih lunak terhadap Ketua The Fed dan kesepakatan dagang AS-China. Namun, Bitcoin menjadi satu-satunya koin utama yang mencetak rekor tertinggi baru. Ini menandakan adanya perpindahan modal menuju keamanan relatif di dalam dunia kripto, sementara arus masuk ke altcoin tetap lesu,” kata Kar Yong Ang.
Kendati demikian, ketidakpastian makro yang sedang berlangsung dan potensi kegagalan AS dalam menyelesaikan ketegangan perdagangan dengan China dan Uni Eropa dapat menjadi pemicu penurunan harga Bitcoin berikutnya. Baru-baru ini, ancaman Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif 50% terhadap produk UE memicu aksi “risk-off” klasik—terjadi penjualan Bitcoin (BTCUSD) dan kenaikan harga emas (XAUUSD).
Para trader dan investor jangka panjang disarankan untuk memantau secara ketat hal-hal berikut:
- Kapitalisasi pasar kripto di luar Bitcoin
- Fluktuasi pendanaan modal ventura (VC)
- Berita utama yang memengaruhi kerangka regulasi di AS, UE, dan Asia Tenggara
- Informasi terbaru terkait sengketa perdagangan dan peluang negosiasi
Kesabaran taktis akan sangat penting selama musim panas ini. Terburu-buru membeli Bitcoin saat ini mungkin bukan langkah bijak, tetapi strategi “buy the dip” secara hati-hati dinilai lebih masuk akal.
Level penting yang perlu diperhatikan:
105.000, 98.000, 94.000, 89.000, dan 84.000 (USD per BTC).
Recent Comments