TAIPEI, TAIWAN – Media OutReach – Italia adalah salah satu negara dengan tingkat penyebaran paling tinggi COVID-19 di Eropa, kejadian ini belum pernah dialami oleh negeri pizza tersebut. Banyak tenaga kesehatan meninggal karena kurangnya peralatan medis. Korban tewas telah mencapai 16.000 pada akhir Maret.

Para imam Camillian yang telah melakukan pelayanan di Rumah Sakit St. Mary’s Loudong Taiwan sejak tahun 1952, meminta kepada orang-orang Taiwan pada tanggal 1 April lalu untuk membantu tanah air mereka dalam memerangi krisis pandemi.

Seruan tersebut lansung direspon oleh Masyarakat Taiwan dengan menunjukkan belas kasih yang mengagnkan, sumbangan dari masyarakat-masyarakat Taiwan akhirnya terkumpul sebesar 5 juta USD dalam 6 hari.

Ide panggilan kampanye penggalangan dana ini dicetus oleh Fr.Giuseppe Didone, yang telah menjadi misionaris di Taiwan sejak 1968 dan merupakan pemimpin para imam, awalnya ia hanya menargetkan 4.000 USD dalam 15 hari, namun hasilnya diluar dari apa yang diduga.

Rumah Sakit St. Camillian St. Mary telah mengeluarkan pernyataan berjudul “Terima kasih Taiwan! Tuhan memberkati Italia!”

“Orang Taiwan telah dikenal karena kebaikan mereka, namun itu tidak mendekati apa yang telah kita alami. Kami begitu kewalahan dengan jumlah besar sumbangan yang masuk. Itu melebihi harapan kami. Karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih dan permintaan maaf yang tulus kepada orang-orang di Taiwan. Tolong berhenti mengirim sumbangan. Kami akan menggunakan donasi untuk mengirimkan PPE ke tenaga medis di Italia. Kami juga akan menggunakan dana ekstra untuk membantu daerah-daerah lain di Eropa memerangi COVID-19,” katanya.

Lee Li-Chiu, direktur pusat pengumpulan dana rumah sakit juga mengatakan, saat penggalangan dana, kami melihat banyak orang seperti pasien kanker berjuang untuk datang ke pusat untuk memberikan sumbangan. seorang nenek penjual sayur dengan menggunakan masker meembawa sejumlah uang hasil dari jerih payahnya.

Dan seorang lelaki lanjut usia yang telah menerima perawatan medis selama 51 tahun yang lalu ketika dia terluka parah. Mereka semua ingin menunjukkan penghargaan mereka serta membeli kembali kepada para imam yang telah mengabdikan hidup mereka ke layanan perawatan kesehatan di pedesaan Taiwan selama beberapa dekade.

“Dalam retrospeksi selama enam puluh tahun terakhir, pada akhirnya, Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membawa saya ke sini! Terima kasih lagi! Orang taiwan! Saat ini, hati saya tidak dapat lebih yakin bahwa ini adalah alasan mengapa saya ingin tinggal di Taiwan seumur hidup saya!,” ungkap Fr. Didone.

Pada tahun 1952, Enam Pendeta dari Camillian Italia datang ke Taiwan. Mereka telah mendirikan Rumah Sakit St. Mary di Loudong di mana layanan perawatan kesehatan paling dibutuhkan. Sejak itu mereka telah mengabdikan diri dalam praktik karya belas kasih kepada orang sakit selama lebih dari setengah abad di Taiwan. Mereka memperlakukan orang sakit di Taiwan seperti keluarga dan tidak pernah memaksakan tagihan pada orang miskin. Dengan demikian mereka sangat dipercaya dan dihormati oleh orang-orang Taiwan.