• Cina, India, Singapura, Filipina, dan Vietnam memproyeksikan kenaikan yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
  • Penyakit kardiovaskular, kondisi gastrointestinal, dan kanker merupakan kondisi medis utama yang diperkirakan akan menjadi penyebab utama meningkatnya biaya rencana medis.

SINGAPURA – Media OutReach Newswire – Aon plc (NYSE: AON), sebuah perusahaan jasa profesional global terkemuka, hari ini merilis Laporan Tren Biaya Medis Global 2026 yang memproyeksikan kenaikan sebesar 11,3 persen pada biaya rencana medis karyawan di Asia Pasifik (APAC). Hal ini menandai stabilisasi biaya rencana medis setelah dua tahun mengalami kenaikan tajam. Rata-rata tren biaya medis global diperkirakan sebesar 9,8 persen. Pasar utama APAC seperti Cina, India, Singapura, Filipina, dan Vietnam memprediksi kenaikan tren biaya medis yang lebih rendah dibandingkan tahun 2025.

Tren biaya medis menggambarkan persentase kenaikan tahunan biaya rencana medis per karyawan, baik yang diasuransikan maupun yang self-insured. Data ini membantu organisasi merencanakan anggaran dan menyesuaikan strategi manfaat karyawan agar tetap berkelanjutan di tengah perubahan cepat di sektor kesehatan.

“Wilayah Asia Pasifik masih menghadapi tren biaya medis dengan angka dua digit, yang mencerminkan baik ketahanan permintaan layanan kesehatan maupun kebutuhan perusahaan asuransi medis untuk kembali meraih keuntungan demi memberikan perlindungan kesehatan yang berkelanjutan. Tantangan dan peluang bagi perusahaan adalah beralih dari pengendalian biaya yang reaktif menjadi strategi kesehatan yang proaktif. Saat para pemberi kerja di kawasan ini menghadapi transformasi tenaga kerja, membangun program manfaat karyawan yang tangguh dan berkelanjutan akan menjadi kunci dalam mengelola kesejahteraan tenaga kerja mereka,” ungkap Tim Dwyer, Kepala Human Capital untuk APAC di Aon, dalam rilisnya, Rabu (15/10/2025).

Temuan Utama untuk APAC:

  • Sekitar sepertiga pasar APAC — termasuk Cina, Singapura, Filipina, Vietnam, dan India — memperkirakan penurunan kecil pada tren biaya, dipengaruhi oleh moderasi pemanfaatan layanan dan inisiatif kesejahteraan.
  • Obat resep dan obat spesialis, inovasi teknologi medis, serta faktor geopolitik terus berdampak signifikan.
  • Dua pertiga sisanya menghadapi tekanan kenaikan akibat beban penyakit kronis, peningkatan pemanfaatan layanan kesehatan, dan adopsi kemajuan teknologi.

2025
2026
Annual General Inflation Rate
Annual Medical Trend Rates
(Gross)
Annual General Inflation Rate
Annual Medical Trend Rates
(Gross)
Asia-Pacific
2.8
11.1
2.4
11.3
Australia
3.0
5.1
3.5
5.2
Bangladesh
6.1
10.0
5.2
10.0
China
2.0
8.0
0.6
7.8
Hong Kong
2.3
8.0
2.2
9.0
India
4.2
13.0
4.1
11.5
Indonesia
2.6
16.2
2.5
16.9
Japan
2.1
0.9
1.7
2.7
Kazakhstan
7.0
29.0
9.4
29.0
Malaysia
2.5
15.0
2.2
16.0
New Zealand
2.5
17.0
2.0
18.0
Pakistan
12.7
n/a
7.7
23.5
Papua New Guinea
4.8
12.0
4.6
15.0
Philippines
3.0
15.0
2.9
14.0
Singapore
2.5
14.0
1.5
13.0
South Korea
2.0
10.0
1.8
11.5
Sri Lanka
n/a
n/a
n/a
6.5
Taiwan
1.6
n/a
1.6
8.0
Thailand
1.2
14.3
0.9
14.8
Vietnam
3.4
12.9
2.5
12.2

Kondisi Penyakit yang Mempengaruhi Tren Biaya

Kondisi medis utama yang diperkirakan mempengaruhi biaya di APAC pada 2026 masih konsisten dengan tahun 2025:

  • Penyakit Kardiovaskular: Gangguan jantung dan pembuluh darah serta tekanan darah tinggi tetap menjadi penyebab biaya terbesar dan klaim terbanyak di seluruh APAC.
  • Masalah Gastrointestinal: Kondisi seperti batu empedu, infeksi, radang usus buntu akut, penyakit hati, dan gastroenteritis meningkat dan kini menjadi penyebab biaya kedua terbanyak di kawasan ini.
  • Kanker/Pertumbuhan Tumor: Kanker tetap menjadi kondisi utama secara global, dengan 20 negara — termasuk Australia dan Singapura — melaporkan sebagai kondisi dengan dampak biaya terbesar. Jenis kanker yang paling sering didiagnosis adalah paru-paru, payudara, usus besar/rektum, dan prostat.

Faktor Risiko yang Menyebabkan Kondisi Tersebut

Hipertensi menjadi kondisi utama sekaligus faktor risiko teratas untuk penyakit mahal lainnya. Faktor risiko besar lainnya termasuk kolesterol tinggi, kurang aktivitas fisik, nutrisi buruk, dan kadar gula darah tinggi — yang semuanya sering dikaitkan dengan kanker dan kondisi kronis lainnya.

Respons Perusahaan terhadap Tren Biaya

Pemberi kerja di APAC semakin mengadopsi rencana manfaat fleksibel, strategi pengendalian biaya, dan program kesejahteraan untuk mengelola kenaikan biaya medis. Menurut Studi Tren Manfaat Global Aon 2025, 25 persen perusahaan di APAC diperkirakan akan menggunakan manfaat fleksibel, dengan banyak yang mempertimbangkan langkah seperti biaya tambahan (copay) atau pembatasan jaringan layanan. Inisiatif kesejahteraan yang menargetkan kurang aktivitas fisik, stres, hipertensi, dan kolesterol tinggi mulai diintegrasikan dengan strategi pencegahan untuk mengurangi klaim di masa depan.

“Pasar asuransi medis sedang memasuki fase baru, dan bisnis harus siap menerapkan strategi yang memberikan nilai tambah. Pemberi kerja besar sebaiknya menganalisis tren biaya medis mereka sendiri yang mungkin turun lebih cepat daripada rata-rata pasar. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk menggunakan proses tender lokal yang mendorong persaingan pasar karena perusahaan asuransi mulai kembali meraih keuntungan dengan kecepatan berbeda dan terus berinvestasi dalam strategi kesejahteraan preventif guna mengelola biaya secara berkelanjutan. Dengan memanfaatkan data internal dan eksternal serta bermitra dengan perusahaan asuransi, bisnis dapat lebih baik mengantisipasi risiko dan mendukung tenaga kerja yang lebih sehat dan produktif,” kata Alan Oates, Kepala Manfaat Global untuk APAC di Aon.

Tentang Laporan

Laporan Tren Biaya Medis Global 2026 didasarkan pada wawasan dari lebih dari 100 kantor Aon yang bertindak sebagai broker, administrator, atau penasihat atas rencana medis yang disponsori oleh pemberi kerja. Temuan ini mencerminkan ekspektasi para profesional Aon berdasarkan interaksi mereka dengan klien dan perusahaan asuransi di berbagai wilayah.