KUALA LUMPUR, MALAYSIA – Media OutReach Newswire – Menurut Statista, sektor keuangan memiliki adopsi AI (Artificial Intelligence/AI) tertinggi di industri. Teknologi ini mengubah industri dengan menawarkan risiko baru, pengalaman pengguna, dan peluang bisnis baru. Meskipun ada keuntungan yang jelas, para trader memiliki perasaan berbeda tentang AI karena mereka mempertimbangkan baik potensinya maupun bahayanya. Octa, broker dengan lisensi yang diakui secara internasional, membahas bagaimana para trader melihat AI, menunjukkan keuntungan, masalah, dan potensinya untuk membentuk kembali perdagangan ritel.
Posisi Adopsi AI dalam Trading
Adopsi AI dalam trading cukup signifikan di tingkat perusahaan. Menurut Laporan Kondisi AI 2024 dari McKinsey, 50% lembaga keuangan telah mengintegrasikan AI ke dalam alur kerja trading mereka, dengan alasan efisiensi dan kemampuan prediksi sebagai manfaat utama. Namun, pedagang individu tetap berhati-hati: survei menunjukkan bahwa 38% pedagang ritel ragu untuk sepenuhnya mempercayai keputusan yang digerakkan oleh AI, terutama karena kekhawatiran kehilangan kendali atas hasil perdagangan yang penting. Meskipun ketakutan akan hal yang tidak diketahui dan potensi risiko menghalangi para trader untuk mengadopsi teknologi, FOMO (fear of missing out) mungkin akan meningkat, dengan AI yang diduga menawarkan pengalaman trading yang lebih baik.
Keuntungan Adopsi AI untuk Trader Ritel
Seperti yang telah dibahas pada materi sebelumnya, AI di bidang Keuangan oleh Global Broker Octa: Mengubah Strategi Investasi untuk Masa Depan, potensi AI dalam meningkatkan proses trading sudah mulai membentuk industri ini. Penelitian terbaru dari JPMorgan menemukan bahwa sekitar 60% dari aktivitas perdagangan institusional mereka sekarang mengintegrasikan perangkat berbasis AI untuk mengoptimalkan prediksi pasar dan meningkatkan eksekusi perdagangan. Selain itu, laporan McKinsey State of AI 2023 menyoroti bahwa adopsi AI di sektor jasa keuangan telah meningkat sebesar 35% selama dua tahun terakhir, didorong oleh kemampuannya untuk mengurangi waktu pemrosesan hingga 70% dan meningkatkan akurasi prediksi sebesar 30%. Bagi para trader, kemajuan ini berarti alur kerja yang lebih efisien dan pengambilan keputusan yang lebih akurat.
Selain itu, perangkat berbasis AI memproses kumpulan data yang sangat besar secara real-time dan mengungkap wawasan yang dapat ditindaklanjuti tanpa perlu menghabiskan waktu berjam-jam memantau pasar secara manual. Dengan mengotomatiskan tugas-tugas rutin seperti melacak pergerakan harga atau memindai grafik untuk mencari pola, AI memungkinkan para trader untuk fokus pada pengambilan keputusan strategis. Selain itu, perangkat berbasis AI seperti OctaVision bertujuan untuk membantu trader meningkatkan pengambilan keputusan dengan menawarkan analisis dan rekomendasi trading yang dipersonalisasi.
Hambatan untuk Percaya pada AI
Meskipun kemampuan AI sangat banyak dan telah terbukti meningkatkan efisiensi, para trader memiliki keraguan yang signifikan:
- Kehilangan kendali: Banyak trader khawatir menyerahkan keputusan penting kepada sistem otomatis, karena khawatir AI akan salah menafsirkan kondisi pasar yang kompleks.
- Kegagalan teknis: Beberapa orang khawatir bahwa algoritme dilatih secara memadai dan bergantung pada kumpulan data yang layak untuk melakukan analisis yang akurat terhadap data aktual.
- Tantangan transparansi: Sifat ‘kotak hitam’ dari beberapa model AI menyulitkan pedagang untuk sepenuhnya memahami bagaimana algoritme berbasis AI menghasilkan rekomendasi spesifik.
Contohnya, model AI yang digunakan dalam trading algoritmik sering kali mendasarkan prediksi pada data historis, yang mungkin tidak selalu memperhitungkan gangguan pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Trader harus memvalidasi rekomendasi berbasis AI secara manual, menambahkan lapisan pengawasan ekstra – dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menghasilkan keputusan trading final.
Oleh karena itu, mencapai keseimbangan optimal antara wawasan berbasis AI dan sentuhan manusia adalah kunci keberhasilan penerapan AI bagi para trader. Untuk menemukan perpaduan yang ideal, mereka harus mengedukasi diri mereka sendiri tentang mekanisme AI dan aplikasinya. Untuk mempercepat prosesnya, trader dapat mempelajari sumber daya khusus untuk memahami bagaimana AI dapat diterapkan dalam trading ritel dan menguji skenario yang sudah jadi dalam praktiknya.
Menyeimbangkan Kepercayaan dan Inovasi dalam Trading Berbasis AI
Mengintegrasikan AI ke dalam trading menghadirkan peluang dan tantangan bagi para pelaku pasar. Meskipun teknologi ini menawarkan keuntungan yang signifikan-seperti peningkatan efisiensi, analisis data yang cepat, dan kemampuan prediksi yang lebih baik-teknologi ini juga menimbulkan kekhawatiran yang valid mengenai kepercayaan, transparansi, dan potensi hilangnya pengawasan manusia.
Adopsi AI yang terus meningkat di seluruh pasar keuangan, seperti yang terlihat dalam praktik institusional dan tren perdagangan ritel, menunjukkan bahwa para pedagang semakin mengakui nilainya dalam menavigasi pasar. Namun, pendekatan yang seimbang sangatlah penting. Dengan menggabungkan wawasan strategis yang ditawarkan oleh AI dengan metode analitik tradisional dan penilaian pribadi, para trader dapat memitigasi risiko dan memanfaatkan potensi penuh dari teknologi ini. Kuncinya terletak pada edukasi, transparansi, dan menumbuhkan rasa kontrol. Trader harus mengadopsi perangkat berbasis AI untuk meningkatkan strategi mereka dengan percaya diri sambil tetap mempertahankan sentuhan manusia yang tetap menjadi pusat pengambilan keputusan finansial.
Recent Comments