HONG KONG, CHINA – Media OutReach – Survei Barometer Pembayaran Praktik Terbaru dari Atradius, mengungkapkan, Perusahaan-perusahaan di Unit Emirat Arab memperkirakan peningkatan keterlambatan pembayaran dari pelanggan, meningkatnya risiko gagal bayar dan melemahnya kinerja bisnis secara keseluruhan karena negara tersebut tengah berupaya mengatasi dampak COVID-19 yang menggangu.

Seperti diketahui, Negara-negara di Unit Emirat Arab saat ini sedang terpukul akibat jatuhnya harga minyak dan sektor-sektor penting, seperti perdagangan dan pariwisata, akibat pandemi. 53% responden di UEA mengatakan mereka khawatir tentang penurunan praktik pembayaran pelanggan B2B dan lonjakan faktur lama tertunda dalam beberapa bulan mendatang. Hampir 30% melaporkan bahwa mereka perlu menunda pembayaran ke pemasok mereka sendiri.

“Seperti semua ekonomi di seluruh dunia, UEA menghadapi gangguan aktivitas bisnis yang belum pernah terjadi sebelumnya, terutama berlaku pada pertukaran perdagangan di mana UEA memainkan peran sentral di tingkat global,” kata Schuyler D’Souza, Dikretur Utama Atradius Timur Tengah.

Temuan ini sangat penting karena UEA telah menawarkan persyaratan pembayaran rata-rata terlama, yaitu 57 hari, sedangkan Kawasan Asia rata-rata hanya 43 hari, yang menyebabkan proporsi modal kerja yang cukup besar terikat dalam piutang. Selanjutnya, proporsi transaksi B2B berbasis kredit di UAE pada 64% secara signifikan lebih tinggi dari rata-rata di Asia, yaitu 56%, hal tersebut memperlihatkan pada peran penting yang dimainkan kredit perdagangan di negara tersebut.

Temuan penting lainnya termasuk:

  • 72% dari total nilai faktur B2B yang dikeluarkan oleh responden UEA sudah terlambat; rata-rata di Asia adalah 52%;
  • Hampir 60% mengharapkan hutang industri mereka untuk memicu ketergantungan yang lebih besar pada keuangan bank; dan
  • 49% khawatir tentang penurunan kinerja bisnis; sisanya merasa mereka tidak memiliki pandangan yang jelas tentang masa depan.

Dalam lingkungan yang tidak pasti ini, praktik manajemen kredit yang disempurnakan, seperti pemeriksaan pra-kredit rutin, pemantauan risiko pembeli, dan outsourcing pengumpulan faktur ke agen profesional, dapat membantu bisnis melindungi arus kas dan meningkatkan kapasitas investasi, yang penting untuk pertumbuhan.

“Untuk menghadapi tantangan yang tumbuh yang menjadi temuan penting di survei, penting bagi bisnis UEA untuk melindungi likuiditas perusahaan mereka dari piutang dagang yang tidak dapat dipulihkan. Ini melibatkan pengurangan paparan risiko kredit pelanggan ke tingkat yang dapat dikelola untuk perusahaan dan yang pada gilirannya dapat membebaskan modal yang dapat digunakan untuk menghadapi masa ekonomi yang sulit ini,” tutup D’Souza.

Unduh hasil survei lengkap di https://atradius.com.hk/en/publications/payment-practices-barometer-uae-2020-clouds-over-the-economic-outlook.html