- Di antara sumber jalur perdagangan dengan pertumbuhan tercepat, enam di antaranya berasal dari ekonomi Asia.
- Perubahan jarak perdagangan paling tajam tercatat di Singapura, Thailand, dan Tiongkok.
- Pada paruh pertama tahun 2025, perdagangan global tumbuh lebih cepat dibandingkan periode paruh tahun mana pun sejak 2010, tidak termasuk lonjakan akibat pemulihan pandemi.
SINGAPURA – Media OutReach Newswire – Asia Pasifik memainkan peran yang semakin penting dalam mendorong ketahanan perdagangan global, meskipun arus internasional menghadapi tantangan yang meningkat akibat guncangan kebijakan. DHL dan Stern School of Business dari Universitas New York merilis pembaruan khusus dari DHL Global Connectedness Tracker, yang menyajikan penilaian sistematis pertama mengenai bagaimana perdagangan internasional dan investasi bisnis merespons perubahan kebijakan perdagangan Amerika Serikat di bawah masa jabatan kedua Presiden Trump.

“Performa Asia Pasifik menonjol karena adaptabilitas dan posisi strategisnya, dan data terbaru menunjukkan bahwa kolaborasi di kawasan ini semakin mendalam meskipun ketidakpastian global meningkat. Dari peran ASEAN yang meningkat dalam menyerap arus perdagangan hingga negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang semakin intensif berinteraksi dengan sesama tetangganya, pelaku usaha di kawasan ini terbukti tangguh dan visioner. DHL berada pada posisi yang tepat untuk membantu pelanggan menavigasi setiap perubahan pola perdagangan, dan kami akan terus membangun kapabilitas di tempat pelanggan kami ingin berada,” ungkap Ken Lee, CEO untuk Asia Pasifik, DHL Express, dalam rilisnya, Jumat (17/10/2025).
Perdagangan Global Tangguh di Tengah Gelombang Tarif, Asia Memimpin Pertumbuhan Jalur Perdagangan
DHL Global Connectedness Tracker mengungkapkan bahwa pada paruh pertama tahun 2025, perdagangan internasional tumbuh dengan laju tercepat sejak tahun 2010 (di luar lonjakan akibat pemulihan pandemi). Impor AS melonjak pada awal 2025 karena para pembeli mempercepat pembelian menjelang kenaikan tarif. Bahkan setelah lonjakan awal tersebut mereda, volume perdagangan global tetap berada di atas level tahun sebelumnya.
Jika melihat 100 jalur perdagangan terbesar di dunia, enam dari 10 yang tumbuh paling cepat adalah ekspor yang berasal dari ekonomi Asia, menegaskan peran penting kawasan ini dalam mendorong momentum perdagangan global. Selain itu, di antara 50 negara dengan perdagangan terbesar, Hong Kong SAR, Thailand, Malaysia, dan Vietnam termasuk dalam 10 pasar dengan pertumbuhan nilai perdagangan tercepat, mengindikasikan meningkatnya pengaruh dan ketahanan Asia Pasifik dalam jaringan rantai pasok global.
Jarak Perdagangan yang Lebih Pendek Tunjukkan Kuatnya Perdagangan Intra-Asia
Perdagangan intra-Asia menunjukkan tanda-tanda integrasi yang berkelanjutan dan koneksi yang semakin berkembang, dengan pangsa perdagangan intra-kawasan Asia Timur & Pasifik meningkat dari 55% menjadi 56%. Di antara 50 negara dengan perdagangan terbesar, penurunan jarak perdagangan terbesar tercatat di Thailand (-79 km), Tiongkok (-76 km), Singapura (-71 km), dan Hong Kong SAR (-61 km). Ini mencerminkan pergeseran arus perdagangan negara-negara Asia ke mitra regional demi mempertahankan pertumbuhan. Hal ini juga menunjukkan upaya kawasan dalam meningkatkan infrastruktur dan konektivitas, menjadikannya lebih menarik untuk perdagangan lintas batas.
ASEAN Muncul sebagai Tujuan Utama Ekspor Tiongkok
Meskipun ekspor Tiongkok ke AS turun 15% dalam delapan bulan pertama tahun 2025, penurunan ini sepenuhnya diimbangi oleh kenaikan 15% ekspor ke kawasan ASEAN. Faktanya, ASEAN muncul sebagai tujuan pertumbuhan utama ekspor Tiongkok, menyoroti pentingnya kawasan ini dalam portofolio perdagangan Tiongkok yang semakin besar. Secara khusus, Vietnam, Thailand, dan India mengalami peningkatan terbesar dalam pangsa ekspor Tiongkok, sementara AS, Rusia, Korea, Brasil, dan Meksiko mengalami penurunan.
“Tren perdagangan dan investasi bisnis internasional sejauh ini pada tahun 2025 tidak mendukung pandangan bahwa globalisasi telah mundur. Meskipun tidak bijak untuk mengabaikan ancaman kebijakan saat ini terhadap globalisasi, perusahaan secara umum tidak menarik diri dari pasar internasional. Perdagangan kini bahkan menempuh jarak rata-rata terjauh yang pernah tercatat, dan konflik geopolitik hanya memengaruhi sebagian kecil aktivitas internasional di dunia. Data terbaru menunjukkan bahwa perusahaan sedang mengelola risiko dan peluang dalam dunia yang saling terhubung, bukan mundur ke dalam batas negara atau kawasan,” jelas Prof. Steven A. Altman, Direktur DHL Initiative on Globalization di NYU Stern’s Center for the Future of Management.
Tentang DHL Global Connectedness Tracker
DHL Global Connectedness Tracker adalah laporan ringkas dan situs web interaktif yang memberikan pembaruan berkala tentang globalisasi dan perdagangan global. Laporan ini melengkapi DHL Global Connectedness Report yang sudah dikenal luas dan telah diterbitkan secara rutin sejak 2011. Diambil dari lebih dari 25 sumber publik, swasta, dan akademik, Tracker ini menganalisis lebih dari 20 juta data titik tentang arus internasional perdagangan, modal, informasi, dan manusia.
Laporan ini mencakup grafik interaktif daring yang memudahkan pengguna mengeksplorasi tren berdasarkan kawasan, afiliasi geopolitik, serta per negara. Pengguna juga dapat mengunduh data dan grafik dengan mudah untuk digunakan secara luring.
DHL Global Connectedness Tracker disusun atas inisiatif DHL dan ditulis oleh Prof. Steven A. Altman serta Caroline R. Bastian dari Stern School of Business, Universitas New York. DHL Global Connectedness Tracker dan sumber daya tambahan tersedia di: dhl.com/globalconnectedness.
https://group.dhl.com/en.html
https://www.linkedin.com/company/dhl/posts/?feedView=all

DHL – Perusahaan Logistik untuk Dunia
DHL adalah merek global terkemuka di industri logistik. Divisi-divisi DHL menawarkan portofolio layanan logistik yang tak tertandingi, mencakup pengiriman paket domestik dan internasional, solusi pengiriman dan pemenuhan e-commerce, layanan ekspres internasional, transportasi darat, udara, dan laut, hingga manajemen rantai pasok industri. Dengan sekitar 400.000 karyawan di lebih dari 220 negara dan wilayah di seluruh dunia, DHL menghubungkan orang dan bisnis secara aman dan andal, serta memungkinkan arus perdagangan global yang berkelanjutan.
Dengan solusi khusus untuk pasar dan industri yang sedang tumbuh—termasuk teknologi, ilmu hayati dan layanan kesehatan, teknik, manufaktur & energi, otomotif, serta ritel—DHL secara tegas memposisikan dirinya sebagai “Perusahaan Logistik untuk Dunia”.
DHL merupakan bagian dari DHL Group. Grup ini menghasilkan pendapatan sekitar 84,2 miliar euro pada tahun 2024. Melalui praktik bisnis yang berkelanjutan serta komitmen terhadap masyarakat dan lingkungan, Grup memberikan kontribusi positif bagi dunia. DHL Group menargetkan pencapaian logistik bebas emisi (net-zero emissions) pada tahun 2050.
New York University Stern School of Business
New York University Stern School of Business, yang terletak di jantung Greenwich Village dan memiliki keterikatan yang erat dengan Kota New York sebagai tempat asal namanya, merupakan salah satu sekolah pendidikan manajemen dan pusat riset terkemuka di Amerika Serikat. NYU Stern menawarkan portofolio program transformasional yang luas di tingkat pascasarjana, sarjana, dan eksekutif—semuanya diperkaya oleh dinamika dan sumber daya mendalam dari salah satu pusat bisnis dunia.
NYU Stern adalah komunitas yang inklusif dan mendorong para anggotanya untuk menerima dan memimpin perubahan dalam dunia yang sedang mengalami transformasi dengan cepat.
Kunjungi: www.stern.nyu.edu.
Recent Comments