KUALA LUMPUR, MALAYSIA – Pada hari Kamis, 8 Mei, Bank Negara Malaysia (BNM), bank sentral negara, akan mengumumkan keputusan terkait suku bunga kebijakannya. Meskipun sebagian besar analis memperkirakan tidak ada perubahan, Octa Broker menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga tetap menjadi kemungkinan besar yang dapat terjadi akhir tahun ini. Faktor-faktor yang mendasari pandangan tersebut mencakup inflasi yang terkendali, penguatan ringgit, serta peluang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat.

Seperti banyak bank sentral lainnya di dunia, Bank Negara Malaysia (BNM) berupaya menjaga keseimbangan antara inflasi yang rendah dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Instrumen utama kebijakan moneter BNM adalah Overnight Policy Rate (OPR). Dengan menyesuaikan OPR, BNM dapat memengaruhi tingkat suku bunga di seluruh ekonomi Malaysia, yang pada akhirnya berdampak pada biaya pinjaman bagi konsumen dan pelaku usaha, serta memengaruhi laju inflasi dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Inflasi dan suku bunga Malaysia vs nilai tukar USDMYR

BNM terakhir kali menaikkan OPR pada Mei 2023 menjadi 3,00%, sebagai respons terhadap inflasi yang tetap tinggi di tengah pengeluaran rumah tangga yang kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat. Sejak saat itu, BNM mempertahankan suku bunga acuannya tetap stabil selama hampir dua tahun—sebuah kebijakan yang berbeda dari bank sentral regional lainnya seperti Bank Indonesia, Bank of Thailand, bank sentral Filipina, dan Bank of Korea, yang telah memangkas suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Fakta terbaru menunjukkan ekonomi Malaysia mencatat kinerja yang mengejutkan kuat pada kuartal IV 2024, dengan produk domestik bruto (PDB) tumbuh 5% secara tahunan, melampaui estimasi resmi dan ekspektasi pasar. Menurut BNM, pertumbuhan tersebut didorong oleh permintaan domestik yang kuat, peningkatan investasi, dan ekspor yang mulai pulih. Sementara itu, inflasi nasional terus menurun, dengan Indeks Harga Konsumen (CPI) mencapai 1,4% pada Maret 2025—angka terendah dalam tiga tahun terakhir. Bahkan setelah pengurangan subsidi pemerintah untuk bahan bakar diesel, listrik, dan ayam, inflasi tetap terkendali, membuka ruang bagi BNM untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga tahun ini.
Meski begitu, mayoritas ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan tidak ada perubahan kebijakan tahun ini, menandakan bahwa BNM akan mengadopsi pendekatan wait-and-see, menunggu perkembangan faktor eksternal dan domestik.
Risiko Global Masih Jadi Perhatian Utama
“Ekonomi Malaysia cukup solid, namun risiko besar tetap ada, terutama akibat tingkat keterbukaan ekonomi yang tinggi,” ujar Kar Yong Ang, analis pasar keuangan di Octa Broker.
Pernyataan ini didukung data terbaru dari Kementerian Investasi, Perdagangan dan Industri (MITI), yang mencatat surplus perdagangan Malaysia sebesar RM24,72 miliar pada Maret 2025, jauh melampaui proyeksi konsensus sebesar RM13,8 miliar. Yang paling menonjol, ekspor ke Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi RM22,66 miliar (US$5,14 miliar), meningkat 50,8% dibandingkan tahun sebelumnya, terutama didorong oleh permintaan tinggi terhadap produk elektronik dan listrik.
Namun, dinamika ini mungkin tidak bertahan lama. Pemerintah AS mulai mengenakan bea impor pada produk dari Malaysia dan mitra dagang utama lainnya seperti Tiongkok, yang dapat memperlambat laju ekspor Malaysia dalam waktu dekat. Dalam pernyataan terbarunya, BNM mengakui risiko ini dengan menyatakan bahwa: “Prospek pertumbuhan tetap menghadapi risiko penurunan, terutama dari perlambatan ekonomi negara mitra dagang utama, meningkatnya hambatan perdagangan dan investasi global, serta produksi komoditas yang lebih rendah dari perkiraan.”
Meski pasar secara umum memperkirakan BNM akan mempertahankan suku bunga untuk ke-11 kalinya secara berturut-turut, analis Octa Broker menilai peluang pemangkasan semakin tinggi, terutama jika Federal Reserve AS juga mulai memangkas suku bunga.
“Dengan inflasi yang rendah, nilai tukar USDMYR berada di posisi terendah tujuh bulan, dan ekspektasi pasar terhadap sikap dovish The Fed yang meningkat, saya yakin BNM serius mempertimbangkan kapan harus memangkas suku bunga,” ujar Kar Yong Ang.
Pekan lalu, data PDB AS yang di bawah ekspektasi meningkatkan risiko resesi, sehingga pasar kini memperkirakan peluang 47% untuk pemangkasan total 50 basis poin oleh The Fed hingga akhir kuartal III 2025. Sikap dovish dari The Fed bisa memberikan tekanan tambahan pada USDMYR dan memperbesar peluang pemangkasan OPR oleh BNM demi menjaga daya saing ekonomi Malaysia.
Penafian
Konten ini hanya untuk tujuan informasi umum dan bukan merupakan saran investasi, rekomendasi, atau ajakan untuk melakukan aktivitas investasi apa pun. Konten ini tidak mempertimbangkan tujuan investasi, kondisi keuangan, atau kebutuhan individu Anda. Setiap tindakan yang Anda ambil berdasarkan konten ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan risiko Anda sendiri. Octa dan afiliasinya tidak bertanggung jawab atas kerugian atau konsekuensi apa pun yang timbul dari ketergantungan pada materi ini.
Perdagangan mengandung risiko dan mungkin tidak cocok untuk semua investor. Gunakan keahlian Anda secara bijaksana dan evaluasi semua risiko sebelum membuat keputusan investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin hasil di masa depan. Ketersediaan produk dan layanan dapat berbeda tergantung pada yurisdiksi. Pastikan Anda mematuhi hukum lokal sebelum mengaksesnya.
Recent Comments