HONG KONG SAR – Media OutReach Newswire – Dipengaruhi oleh pemanasan global dan urbanisasi, gelombang panas telah menjadi masalah yang dihadapi kota-kota di seluruh dunia, dan jumlah hari dengan suhu tinggi di Hong Kong juga mencapai titik tertinggi baru. Mempromosikan pembangunan ruang biru dan hijau adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan mengurangi dampak pulau panas.

Profesor Hai GUO, Profesor Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan di Universitas Politeknik Hong Kong (PolyU), berkolaborasi dengan para peneliti dari seluruh dunia untuk melakukan studi inovatif guna mengungkap efektivitas pendinginan dari berbagai tindakan penghijauan di berbagai wilayah di seluruh dunia, memberikan kesempatan kepada pembuat kebijakan untuk mengambil tindakan guna mengurangi panas perkotaan dan memberikan referensi untuk membangun kota yang berkelanjutan. Hasil penelitiannya telah dipublikasikan di jurnal internasional interdisipliner “The Innovation”.

Secara global, pendinginan udara yang paling efisien diamati di kebun raya, lahan basah, dinding hijau, pohon jalanan, dan balkon bervegetasi. Berdasarkan hal ini, tim peneliti melakukan tinjauan global terhadap efektivitas infrastruktur hijau-biru-abu-abu (GBGI) dalam pendinginan udara. GBGI mengacu pada infrastruktur hijau yang mencakup elemen-elemen berbasis vegetasi alami seperti pohon, rumput, dan pagar tanaman; infrastruktur biru terkait dengan fitur-fitur berbasis air seperti kolam, danau, dan sungai; dan infrastruktur abu-abu terdiri dari struktur yang direkayasa termasuk dinding hijau, fasad hijau, dan atap.

Studi ini mengungkapkan variasi regional dan kota tertentu dalam efektivitas GBGI untuk mengurangi panas perkotaan. Di Eropa, Asia, Amerika Utara dan Australia, efek pendinginan GBGI secara keseluruhan mencapai 18,9°C, 17,7°C, 12°C dan 9,63°C. Selain itu, penerapan infrastruktur hijau dan biru telah terbukti sangat efektif dalam menurunkan suhu udara secara global. Sementara infrastruktur hijau dapat mengatur panas perkotaan melalui penguapan, transpirasi, peneduh dan insulasi termal, infrastruktur biru menyerap panas dan mendinginkan daerah sekitarnya melalui penguapan.

Di kota-kota Asia, infrastruktur abu-abu yang dibangun, terutama taman atap dan pergola, terbukti paling efektif untuk pendinginan perkotaan. Taman atap di Singapura mencapai penurunan suhu paling signifikan sebesar 17,7°C. Pergola dan atap hijau di Jepang dan Korea Selatan juga memiliki dampak yang cukup besar, dengan penurunan suhu sebesar 16,2°C dan 10,8°C. Tanaman pagar dan pohon jalanan yang ditanam secara linier berkontribusi dalam menurunkan suhu hingga 10,8°C. Pihak berwenang disarankan untuk menanam lebih banyak pohon di jalan, tidak hanya karena efisiensi pendinginan yang mengesankan tetapi juga karena potensi besar mereka untuk menciptakan dampak lingkungan positif lainnya.

Studi ini juga menunjukkan efek penting dari berbagai fitur GBGI dalam mengurangi panas perkotaan di kota-kota di Cina Daratan. Cara yang paling efektif termasuk kebun raya, lahan basah, dinding hijau dan kolam atenuasi yang menunjukkan penurunan suhu hingga 10°C, 9,27°C, 8°C dan 7°C. Meskipun rentang efek pendinginan umumnya serupa di utara dan selatan Cina, terdapat variabilitas di wilayah yang sama. Sebagai contoh, di Beijing, taman botani dapat menurunkan suhu hingga 10°C sementara di provinsi Shaanxi hanya berkontribusi sebesar 2,7°C. Di Hong Kong, taman, atap hijau dan lapangan golf ditemukan memainkan peran penting dalam mendinginkan suhu panas perkotaan, menghasilkan penurunan suhu sebesar 4,9°C, 4,9°C dan 4,2°C.

Sebuah “Shining City Project” diusulkan oleh pemerintah Hong Kong dalam Pidato Kebijakan tahun lalu untuk meningkatkan ruang hijau perkotaan. Inisiatif ini mencakup penghijauan tepi sungai untuk mengubahnya menjadi tempat untuk melihat bunga dan penanaman pohon secara ekstensif di tempat-tempat pemerintah dan di bundaran di jalan-jalan utama.

Keterangan Foto: Studi dari Hai Guo, Profesor dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan di PolyU dan para peneliti global menunjukkan keefektifan intervensi hijau dalam mendinginkan suhu di berbagai wilayah.