SINGAPURA – Media OutReach – 30 Mei 2019 – PERSOLKELLY kembali melakukan penelitian kuantitatif bagi para manajer dan calon pekerja di seluruh Asia Pasifik yang dimulai dari Januari hingga Februari 2019. Penelitian ini berfokus secara khusus pada persepsi ataupun sudut pandang seputar bekerja dengan orang-orang berusia 55 tahun ke atas, orang-orang cacat atau berkebutuhan khusus, dan ibu yang kembali, khususnya seputar manfaat dan kekhawatiran bekerja dengan masing-masing kelompok.

Survei ini juga berusaha memahami berbagai pelatihan yang tersedia dalam bisnis di negara Asia Pasific (APAC) dan tingkat kepuasan karyawan terhadap pelatihan ini. Data dan wawasan didasarkan pada respons 7.277 manajer dan kandidat yang direkrut.

Berdasarkan laporan PERSOLKELLY 2019 H1 APAC Workforce Insights, mayoritas perusahaan mempekerjakan manajer dan karyawan di Asia Pasifik melihat nilai dalam mempekerjakan atau bekerja dengan pekerja senior (55 tahun ke atas), penyandang cacat atau kebutuhan khusus, dan para ibu yang kembali bekerja. Namun, sebagian besar organisasi tidak sepenuhnya mempersiapkan karyawan untuk lingkungan kerja yang lebih inklusif karena kurangnya pelatihan soft skill atau kebijakan kerja yang fleksibel. Keragaman dan pelatihan inklusi dinilain semakin penting dalam angkatan kerja yang cepat berubah saat ini.

Sedangkan kebijakan kerja fleksibel yang ditawarkan di Asia Pasifik, lebih dari setengah responden yang disurvei berbagi bahwa mereka tidak ditawari pengaturan kerja yang fleksibel (61%) atau kebijakan ramah keluarga (67%).

“Organisasi menghadapi serangkaian tantangan berbeda ketika ingin mendorong integritas tenaga kerja, Untuk mempersiapkan tenaga kerja yang mentransformasi dan benar-benar berdampak pada perubahan, para pemimpin bisnis harus terlibat dengan karyawan mereka untuk mengatasi tantangan dan memperjuangkan tenaga kerja yang inklusif,” kata Nyonya Jessica Ang, Kepala Regional Pemasaran Merek Perusahaan, APAC, PERSOLKELLY.

Pelatihan soft skill dan kebijakan kerja yang fleksibel diidentifikasi sebagai dua praktik utama yang dapat membantu menghilangkan kesalahpahaman saat ini tentang bekerja dengan pekerja senior, penyandang cacat atau kebutuhan khusus, dan ibu yang kembali bekerja. Beberapa kekhawatiran yang dikemukakan oleh responden tentang bekerja dengan pekerja senior dan penyandang cacat atau kebutuhan khusus termasuk kemampuan fisik mereka, kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kebutuhan akan fleksibilitas. Untuk ibu yang kembali bekerja, persepsi kurangnya ketersediaan dan fokus disebut sebagai masalah utama.

Dibandingan dengan negara lain di APAC, Vietnam dan Cina memiliki tingkat kepedulian tertinggi tentang bekerja dengan pekerja senior (masing-masing 96% dan 95%), orang-orang penyandang cacat atau kebutuhan khusus (92% dan 93%), serta ibu yang kembali (91% dan 93%). Namun ada kekhawatiran, ibu yang kembali dihargai karena kemampuan mereka untuk multi-tugas dan fokus. 95 persen responden mengakui manfaat memiliki pekerja senior dalam angkatan kerja, dengan belajar dari pengalaman mereka sebagai keuntungan utama.

Demikian pula, penerimaan terhadap perekrutan dan bekerja dengan penyandang cacat atau kebutuhan khusus tinggi (83%). Kelompok-kelompok pekerja ini dipandang mampu memberikan perspektif tambahan untuk tantangan bisnis dan dianggap sebagai karyawan yang loyal.

“Jelas bahwa ada banyak manfaat untuk memiliki tenaga kerja yang inklusif. Untuk mempromosikan dan mengelola tenaga kerja yang lebih inklusif, bisnis perlu membekali karyawan mereka dengan keterampilan yang tepat. Pelatihan seperti pengembangan soft skill dan pengaturan kerja yang fleksibel dan ramah keluarga juga akan menguntungkan organisasi karena mereka dapat meningkatkan kepuasan dan retensi karyawan,” tambah Ang.

Selain itu, jelas Nyonya ANg, penawaran tersebut dapat memungkinkan pekerja senior, penyandang cacat atau kebutuhan khusus, dan ibu yang kembali memenuhi potensi mereka di tempat kerja.

Untuk membantu organisasi mempersiapkan angkatan kerja masa depan, PERSOLKELLY menjabarkan Kerangka Transformasi Total dalam laporan HI APAC Workforce Insights 2019, tersedia untuk diunduh di sini.

Persokelly merupakan salah satu perusahaan perekrutan terbesar di Asia Pasifik menawarkan end-to-end HR solutions yang komprehensif. Nama dari Persolkelly sendiri hasil dari joint venture antara Persol Holdings, perusahaan perekrutan terbesar kedua di Jepang, dan Kelly Services, sebagai pemimpin global di bisnis solusi ketenaga kerjaan. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.persolkelly.com