SINGAPURA – Media OutReach Newswire – Laporan berjudul “Transforming for Sustainability: Driving Impact and Value through Supply Chain Action” yang diterbitkan oleh Centre for Impact Investing and Practices (CIIP) mengungkap bahwa pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Asia Tenggara semakin menyadari nilai bisnis dari penerapan praktik berkelanjutan, mulai dari efisiensi jangka panjang dan penghematan biaya (39%) hingga menarik serta mempertahankan talenta di lingkungan kerja berbasis nilai (27%). Banyak di antara mereka yang menunjukkan keinginan kuat untuk melakukan lebih banyak aksi nyata.
Di saat yang sama, banyak perusahaan multinasional global (MNC) juga telah menetapkan komitmen keberlanjutan jangka panjang yang disertai peningkatan standar dalam rantai pasok mereka. Mengingat UMKM sering kali menjadi pemasok utama, penyesuaian dengan standar baru ini, termasuk kode etik pemasok MNC, menjadi sangat penting untuk menjaga daya saing dan meraih peluang pertumbuhan jangka panjang.
Laporan ini diluncurkan pada Impact Investing Roundtable dalam rangkaian Ecosperity Week 2025, dan menelaah hambatan utama dalam memperkuat keberlanjutan rantai pasok, serta menawarkan solusi praktis dan perangkat pendukung di empat sektor: barang konsumsi, makanan dan minuman, elektronik, dan pariwisata. Temuan laporan didasarkan pada survei terhadap lebih dari 3.500 UMKM di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Vietnam, serta wawancara mendalam dengan 85 organisasi di Asia, termasuk MNC, penyedia solusi, dan pemangku kepentingan ekosistem lainnya. Laporan ini melanjutkan kajian CIIP tahun 2024 bersama PwC Singapura berjudul “It Takes a Community”: Enabling SME Resilience in FMCG Supply Chains.
Meskipun ESG (Environmental, Social, and Governance) dan keberlanjutan merupakan konsep yang berbeda, keduanya saling berkaitan erat dalam mencapai tujuan berkelanjutan. Laporan mengidentifikasi 21 praktik yang dipetakan berdasarkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola.
Hasilnya, 84% UMKM telah menerapkan setidaknya satu praktik ESG, dengan praktik sosial paling umum karena adanya regulasi perlindungan tenaga kerja di tiap negara. Pengelolaan limbah muncul sebagai praktik lingkungan paling dominan, mencerminkan kekhawatiran bersama di kawasan ini. Meski demikian, masih banyak ruang untuk kemajuan.
“UMKM adalah tulang punggung ekonomi Asia Tenggara dan mitra kunci dalam mendorong rantai pasok berkelanjutan. Minat mereka yang semakin besar terhadap ESG menunjukkan peluang nyata untuk memperkuat ketahanan bisnis dan menciptakan nilai jangka panjang. Laporan ini bertujuan memberi pandangan jelas mengenai apa yang dibutuhkan UMKM untuk berhasil, serta bagaimana pemangku kepentingan dari dunia usaha, pemerintah, hingga lembaga keuangan dapat berkolaborasi mempercepat dampak yang terukur dan berkelanjutan,” ungkap Dawn Chan, CEO CIIP, dalam rilis, Rabu (7/5/2025).
Namun demikian, tantangan praktis masih membayangi. Dengan tim yang ramping dan multifungsi yang sibuk menjalankan operasional harian, banyak UMKM belum memiliki kapasitas untuk peran khusus ESG. Sebanyak 60% UMKM mengaku kesulitan dalam merekrut staf untuk posisi keberlanjutan.
Keterbatasan dana juga menjadi hambatan utama. Banyak UMKM mengeluhkan tingginya biaya awal, meskipun setengah dari mereka menyatakan berencana meningkatkan anggaran ESG mereka sebelum 2027. Sementara itu, 32% mengungkap bahwa potensi untuk menjangkau klien baru atau memasuki pasar baru merupakan motivasi utama untuk mengadopsi praktik ESG di masa mendatang.
Lima Rekomendasi untuk Mendorong Adopsi ESG di Kalangan UMKM:
- Permudah pemahaman ESG. Fokus pada manfaat bisnis nyata seperti efisiensi biaya dan peningkatan pendapatan. Tekankan bahwa implementasi ESG dapat dilakukan secara bertahap dan tidak menakutkan.
- Bangun kapasitas internal dan eksternal. Kembangkan panduan atau toolkit spesifik sektor yang mudah dipahami, dengan standar global dan konteks lokal. Dorong UMKM untuk menggunakan keahlian eksternal secara fleksibel.
- Dorong kemitraan saling menguntungkan antara pelanggan dan pemasok. MNC dapat berperan lebih aktif dengan memberikan kontrak jangka panjang, membayar lebih untuk produk berkelanjutan, atau mempercepat siklus pembayaran.
- Investasi pada solusi inovatif untuk UMKM. Peran investor berdampak dan modal ventura penting untuk mendorong inovasi dan menurunkan hambatan adopsi ESG, terutama untuk solusi tahap awal yang dirancang khusus untuk UMKM.
- Danai perubahan. Meski ketersediaan pinjaman berbasis keberlanjutan meningkat, tingkat adopsinya masih rendah. Pendekatan yang lebih menyeluruh dibutuhkan, termasuk pembiayaan yang relevan, pendampingan praktis, insentif bagi pelaku awal, dan platform digital untuk menilai serta menyesuaikan kebutuhan pembiayaan ESG.
Temukan laporan lengkap di:
https://ciip.com.sg/knowledge-hub/research-insights/Details/transforming-for-sustainability–driving-impact-and-value-through-supply-chain-action
Dari Wawasan ke Solusi Nyata
Laporan juga menyoroti bahwa kondisi spesifik negara sangat memengaruhi adopsi ESG, sehingga pendekatan yang disesuaikan secara lokal menjadi kunci keberhasilan. Dalam konteks ini, asosiasi industri memainkan peran vital sebagai sumber panduan dan dukungan karena pemahaman mereka yang mendalam terhadap kebutuhan sektoral.
Sejalan dengan hal tersebut, CIIP hari ini menandatangani Nota Kesepahaman dengan Singapore Fashion Council (SFC) untuk memperkuat keberlanjutan rantai pasok di industri mode dan tekstil. SFC akan memimpin pengembangan rencana sektoral, panduan sumber daya, dan toolkit digital yang disesuaikan bagi UMKM fashion dan tekstil, dengan memanfaatkan wawasan dari laporan ini.
Di sisi lain, CIIP dan Philanthropy Asia Alliance juga meluncurkan edisi kedua program mentorship Amplifier, dengan dua jalur khusus untuk mendukung solusi inovatif keberlanjutan rantai pasok di sektor pariwisata serta fashion dan tekstil. Tahun ini, program ini didukung oleh lebih dari 55 mitra lintas sektor.
CIIP mengundang lebih banyak mitra — termasuk asosiasi industri, korporasi, penyedia solusi teknologi, investor, dan lembaga keuangan — untuk bersama-sama mempercepat adopsi ESG yang berdampak di kalangan UMKM Asia Tenggara.
Untuk pengumuman lengkap, kunjungi:
https://www.temasektrust.org.sg/newsroom

Recent Comments