KUALA LUMPUR, MALAYSIA – Media OutReach Newswire – Emas terus mengalami kenaikan hampir tanpa henti sepanjang sebagian besar tahun 2025, mencatat serangkaian rekor tertinggi sepanjang masa. Sejak Oktober 2022, harga logam mulia ini hampir dua kali lipat, dengan kenaikan lebih dari 25% hanya pada tahun 2025, mencapai rekor tertinggi baru sebesar $3.500 per ons pada 22 April. Level harga $4.000, yang dulunya dianggap sebagai angan-angan, kini mulai dibicarakan secara terbuka di lantai perdagangan di seluruh dunia. Octa Broker mengulas faktor-faktor di balik reli luar biasa emas, dan apa yang mungkin terjadi selanjutnya.

Ketegangan Geopolitik sebagai Pemicu Utama

Situasi global pada tahun 2025 jauh dari kata damai. Konflik di Timur Tengah dan Eropa Timur masih berlangsung, dan penyelesaiannya tampak belum jelas. Hubungan AS–Tiongkok memburuk tajam. Babak terbaru dari ketegangan ini terwujud dalam bentuk tarif: pemerintahan Trump kembali mengadopsi pendekatan perang dagang, sementara Tiongkok membalas dengan menaikkan tarif barang-barang AS dari 84% menjadi 125%. Baru-baru ini, AS mengisyaratkan bahwa tarif terhadap Tiongkok dapat dinaikkan hingga 245%.

Ketidakpastian global yang semakin parah ini mendorong investor mencari aset aman, dan tidak ada yang lebih terbukti dibanding emas. Saat perdagangan global melemah dan prospek pertumbuhan ekonomi suram, peran emas sebagai lindung nilai menjadi semakin penting.

Ekspektasi Kebijakan Moneter dan Prediksi Penurunan Suku Bunga

Secara historis, emas cenderung tampil lebih baik ketika suku bunga rendah. Pandangan kebijakan moneter AS saat ini menunjukkan kondisi yang menguntungkan bagi logam mulia tersebut. Menyusul sinyal ekonomi yang melemah, Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan memangkas suku bunga setidaknya dua kali pada tahun 2025. Data terbaru dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan penurunan tak terduga pada harga konsumen di bulan Maret, memperkuat ekspektasi pelonggaran kebijakan pada pertengahan tahun. Pelaku pasar kini memperkirakan kemungkinan sekitar 30% bahwa suku bunga akan dipotong sebesar satu poin penuh hingga Desember.

Namun, jika inflasi kembali meningkat akibat tarif, The Fed bisa saja dipaksa mengubah arah kebijakan. Langkah tersebut dapat menghambat momentum kenaikan emas. Namun untuk saat ini, suku bunga yang rendah menjadikan aset tanpa imbal hasil seperti emas lebih menarik, membuka peluang kenaikan harga lebih lanjut.

Dolar AS yang Melemah Menambah Daya Tarik Emas

Indeks dolar AS baru-baru ini mencatat penurunan paling tajam sejak 2022, mencapai titik terendah tahunan baru. Menurut Kar Yong Ang, analis pasar keuangan di Octa Broker, “Melemahnya dolar biasanya mendukung harga emas karena membuatnya lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lain. Tren ini, bersama dengan ketidakpastian yang meningkat, telah mendorong permintaan kuat, yang pada gilirannya mendorong reli emas.” Permintaan yang meningkat ini terlihat sejak awal tahun. Pada pertengahan April, arus masuk bersih ke dana emas mencapai rekor $80 miliar secara year-to-date, menurut BofA Global Research.

Pembelian Bank Sentral dan De-Dolarisasi

Faktor pendukung lain bagi emas adalah meningkatnya permintaan fisik secara struktural — terutama dari bank sentral dunia yang menambah cadangan emas mereka secara agresif. Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) meningkatkan cadangan emasnya ke tingkat rekor pada kuartal pertama 2025, menegaskan pentingnya logam ini secara strategis. Permintaan struktural ini sejalan dengan dorongan de-dolarisasi yang dipimpin oleh negara-negara BRICS. Dengan mendiversifikasi dari surat utang AS dan dolar, beberapa negara beralih ke emas sebagai penyimpan nilai yang lebih stabil, memperkuat fundamental permintaan jangka panjang.

Aliran Dana ke ETF Mencerminkan Permintaan Investor Ritel dan Institusional

Optimisme yang meningkat di kalangan investor terhadap emas juga terlihat dari produk ETF (Exchange-Traded Fund) berbasis emas. ETF berbasis emas mencatat arus masuk signifikan pada Maret 2025, terutama di Amerika Utara. Aliran dana ini menunjukkan minat kuat dari investor ritel maupun institusi, yang turut memperketat pasar emas.

Risiko Utama bagi Skenario $4.000

Meskipun lingkungan secara umum mendukung kenaikan harga emas, ada beberapa risiko yang dapat menggagalkan target $4.000 dan bahkan memicu koreksi tajam:

  • Kejutan Inflasi dan Perubahan Arah Kebijakan Suku Bunga. Jika tarif dan gangguan pasokan kembali memicu inflasi, bank sentral mungkin harus meninggalkan sikap dovish. Perubahan arah kebijakan The Fed yang kembali mengetatkan bisa memperkuat dolar dan menekan harga emas — mengganggu narasi bullish saat ini.
  • Stabilisasi Geopolitik. Jika ketegangan global mereda — terutama antara AS dan Tiongkok atau di Eropa Timur — permintaan aset safe haven dapat turun drastis. Meskipun ini bukan skenario utama untuk tahun 2025, tetap menjadi risiko liar yang perlu dipertimbangkan oleh para trader. Faktanya, XAUUSD sudah sempat melemah dari level tertingginya setelah Presiden AS Donald Trump menyampaikan kemungkinan penurunan tarif terhadap Tiongkok.
  • Kondisi Teknis yang Terlalu Jenuh Beli. Reli emas yang tajam meningkatkan kemungkinan koreksi teknikal. Jika momentum melambat, aksi ambil untung dapat memicu aksi jual cepat dan tajam. Seperti dalam setiap pergerakan parabolik, volatilitas tidak terhindarkan: harga cenderung mengalami penurunan jangka pendek sebelum mencapai rekor tertinggi baru. Para trader jangka pendek harus berhati-hati terhadap penurunan ini dan menerapkan manajemen risiko: hindari penggunaan dana besar, pasang posisi stop-loss, dan diversifikasi portofolio.

$4.000: Antara Fantasi dan Kenyataan

Kombinasi faktor makroekonomi, struktural, dan teknikal mendorong harga emas ke wilayah yang belum pernah dijelajahi. Dengan ketidakpastian makroekonomi, ekspektasi penurunan suku bunga, ketegangan geopolitik, dan permintaan dari bank sentral yang selaras, level $4.000 bukan lagi batas teoritis — melainkan target yang masuk akal. Meski demikian, jalannya tidak akan mulus. Koreksi, perubahan sentimen, dan guncangan eksternal dapat memperlambat laju reli. Namun, bagi investor jangka panjang, narasi emas tetap menarik.

Penafian:

Konten ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi umum dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat investasi, rekomendasi, atau penawaran untuk melakukan aktivitas investasi. Konten ini tidak mempertimbangkan tujuan investasi, situasi keuangan, atau kebutuhan pribadi Anda. Tindakan apa pun yang Anda ambil berdasarkan konten ini sepenuhnya menjadi risiko Anda sendiri. Octa dan afiliasinya tidak bertanggung jawab atas kerugian atau konsekuensi akibat ketergantungan pada materi ini.

Perdagangan mengandung risiko dan mungkin tidak cocok untuk semua investor. Gunakan pengetahuan Anda dengan bijak dan evaluasi semua risiko yang terkait sebelum membuat keputusan investasi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk hasil di masa depan.

Ketersediaan produk dan layanan dapat bervariasi tergantung yurisdiksi. Pastikan Anda mematuhi hukum setempat sebelum mengaksesnya.