MANILA, FILIPINA – Media OutReach Newswire – Dengan hampir 19.000 kendaraan listrik terjual pada tahun 2024, Filipina berupaya mengejar ketertinggalannya dalam perlombaan kendaraan listrik (EV) di Asia Tenggara, seiring dengan upaya para pelaku ekosistem seperti VinFast mengatasi tantangan akses pengisian daya, perawatan, dan keterjangkauan.

Pasar kendaraan listrik Asia yang sedang berkembang mencatat hampir 400.000 penjualan pada 2024, namun pertumbuhan tersebut tersebar secara tidak merata di seluruh kawasan.
Di Asia Tenggara, Vietnam memimpin dengan hampir 90.000 mobil listrik terjual, mewakili 17,6 persen dari pasar mobil negara tersebut. Thailand menyusul dengan lebih dari 70.000 kendaraan listrik baru, atau 13 persen dari total penjualan mobil. Indonesia mencatatkan penjualan 49.200 EV, mencakup lebih dari 7 persen dari penjualan nasional.
Filipina tertinggal jauh. Kurang dari 19.000 kendaraan listrik terjual pada 2024, hanya sekitar 4 persen dari pembelian mobil baru.
Bisakah Filipina Menyusun Strategi Kejar Tayang di Lomba EV Asia Tenggara?
Jawaban singkatnya: bisa. Namun hal itu memerlukan kerja sama erat dengan seluruh pemangku kepentingan, khususnya produsen kendaraan seperti VinFast, yang menghadirkan ekosistem menyeluruh untuk menjawab kekhawatiran utama para calon pengguna kendaraan listrik.
Lomba EV di ASEAN
Para pesaing regional telah meluncurkan strategi agresif untuk mendominasi transisi ke kendaraan listrik. Thailand memberikan insentif pajak jangka panjang dan menargetkan 30 persen produksi EV domestik pada 2030. Indonesia memanfaatkan cadangan nikel terbesar di dunia untuk menarik produsen baterai. Sementara itu, Vietnam menggunakan VinFast sebagai kendaraan domestik andalan untuk masuk ke pasar ekspor.
Filipina juga tidak tinggal diam. Undang-Undang Pengembangan Industri Kendaraan Listrik (EVIDA) tahun 2022 menyusun peta jalan adopsi EV, termasuk pengurangan tarif impor, area parkir khusus EV, dan kewajiban bagi 5 persen armada kendaraan besar untuk beralih ke listrik. Namun, kebijakan ini minim insentif dari sisi pasokan, sehingga meskipun penjualan EV meningkat dalam beberapa tahun terakhir, pangsanya masih satu digit dari total penjualan mobil.
Ketergantungan Filipina pada impor minyak menambah tekanan. MUFG memperkirakan bahwa setiap kenaikan 10 dolar per barel harga minyak mentah akan memperlebar defisit transaksi berjalan Filipina dari sekitar 3,5 persen menjadi lebih dari 4,5 persen dari PDB. Peningkatan satu persen ini sebagian besar disebabkan oleh impor bahan bakar.
Filipina telah berkomitmen memangkas emisi gas rumah kaca hingga 75 persen pada 2030 berdasarkan Perjanjian Paris. Dan elektrifikasi transportasi merupakan bagian penting dari upaya ini. Namun untuk mewujudkannya, konsumen membutuhkan pilihan kendaraan nol-emisi yang lebih terjangkau dan mudah dirawat. Lebih dari itu, pemerintah membutuhkan mitra yang mampu mendukung seluruh ekosistem—termasuk infrastruktur, layanan, dan edukasi—bukan hanya sekadar menyediakan mobil.
Pendekatan Ekosistem Menyeluruh dari VinFast
Kendaraan VinFast sudah hadir di jalanan Filipina. Pada Juli 2024, perusahaan ini membuka tiga showroom pertamanya. Hampir setahun kemudian, produsen asal Vietnam ini menjadi anggota penuh CAMPI (Chamber of Automotive Manufacturers of the Philippines, Inc.), yang memberinya tempat dalam diskusi kebijakan otomotif nasional bersama merek-merek besar lainnya.
Yang menarik dari pendekatan VinFast adalah upayanya membangun ekosistem menyeluruh bertajuk “For a Green Future”. Perusahaan ini telah bekerja sama dengan dealer lokal untuk membuka lebih dari 60 showroom baru hingga akhir tahun. Kolaborasi dengan jaringan perawatan dan ban seperti Goodyear dan Tire King akan memperluas cakupan layanan purnajual, dengan target lebih dari 100 bengkel resmi di seluruh Filipina pada 2025. Ini secara langsung menjawab kekhawatiran calon pengguna: “Siapa yang bisa memperbaiki EV saya, dan di mana?”
VinFast juga meluncurkan program pengisian daya gratis bersamaan dengan debut model subkompak VF 6. Program ini memungkinkan pelanggan mengisi daya secara gratis di jaringan khusus hingga 1 Mei 2027. Jaringan ini dioperasikan oleh V-GREEN, yang menargetkan 15.000 titik pengisian daya terpasang di seluruh negeri pada 2025.
Strategi VinFast langsung menyasar tiga hambatan utama adopsi EV yaitu kecemasan jangkauan melalui akses pengisian daya yang luas, kekhawatiran perawatan dengan jaringan servis yang menyebar, dan Keterbatasan biaya awal, dengan program buyback yang menawarkan hingga 90 persen dari nilai awal kendaraan.
Meskipun tidak memiliki pabrik lokal, pendekatan berbasis ekosistem VinFast menciptakan lapangan kerja di sektor penjualan, servis, perangkat lunak, dan infrastruktur pengisian daya. Ini mendukung tujuan EVIDA, mengurangi polusi perkotaan, serta membantu menurunkan ketergantungan terhadap minyak.
Tantangan tersembunyi lain dalam adopsi EV adalah kurangnya pemahaman masyarakat, yang menurut beberapa studi justru menjadi penghalang terbesar. Satu studi di Amerika menemukan bahwa setelah orang mengalami langsung mengemudi kendaraan listrik, kekhawatiran tentang jangkauan, biaya, dan pengisian daya menurun drastis.
Untuk menjembatani kesenjangan ini, VinFast bekerja sama dengan berbagai mitra B2B dan penyedia layanan mobilitas, termasuk Green GSM—layanan taksi listrik pertama di Filipina—yang diluncurkan pada 10 Juni 2025.
Melalui interaksi langsung dengan para pengemudi Green GSM—semuanya mengoperasikan kendaraan VinFast—para penumpang mendapatkan pengalaman langsung dan tanpa hambatan tentang kendaraan listrik. Percakapan ini membantu publik memahami bagaimana EV bekerja, seperti apa rasanya mengemudi, dan mengapa kendaraan listrik layak untuk dipertimbangkan. Paparan langsung ini berpotensi mendorong lebih banyak orang untuk beralih ke kendaraan listrik.
Dalam perlombaan kendaraan listrik di Asia Tenggara, Filipina memang belum memiliki pabrik domestik. Namun, pendekatan VinFast yang menekankan pada pembangunan ekosistem menyeluruh memberi peluang nyata bagi Filipina untuk mengejar ketertinggalan, dan mungkin suatu saat nanti, bisa melampaui.
Recent Comments