HONG KONG SAR – Media OutReach Newswire – Edisi keenam dari Laporan Kekayaan dan Gaya Hidup Global Julius Baer menegaskan pergeseran yang terus berlangsung dari konsumsi materi menuju pencarian pengalaman.

“Asia Pasifik tetap menjadi salah satu wilayah dengan pertumbuhan tercepat secara global. Produk Domestik Bruto (PDB) riil tumbuh sebesar 4,5 persen secara tahunan pada tahun 2024, sedikit melambat dari 5,1 persen pada tahun 2023 namun tetap melampaui rata-rata global sebesar 3,3 persen. Fondasi ekonomi yang kuat telah membuka jalan bagi pertumbuhan kekayaan yang pesat di wilayah ini. Jumlah individu dengan kekayaan tinggi (high-net-worth individuals/HNWI) di Asia diperkirakan meningkat sebesar 5 persen secara tahunan menjadi 855.000 pada tahun 2024. Pertumbuhan di Tiongkok dan India diperkirakan akan mendorong pangsa Asia dalam pertumbuhan HNWI global mencapai 47,5 persen antara tahun 2025 hingga 2028,” ungkap Jen-Ai Chua, Analis Riset untuk kawasan Asia di Julius Baer, dalam rilis, Senin (14/7/2025).

Peringkat Kota Global: Tiga Kota APAC Masuk Enam Besar Dunia

Asia Pasifik (APAC) tetap menjadi wilayah yang mahal untuk menjalani kehidupan berkualitas, seiring kota-kota berkembang di wilayah ini terus mengalami peningkatan ekonomi. Wilayah ini hanya mengalami penurunan harga rata-rata sebesar 1 persen, menjadikannya wilayah paling stabil dari semua yang disurvei tahun ini.

Dua dari tiga kota termahal di dunia sekali lagi berasal dari wilayah Asia Pasifik, yaitu:

Singapura (Peringkat #1 Global)

  • Singapura tetap menjadi kota termahal untuk hidup nyaman selama tiga tahun berturut-turut. Daya tariknya tetap kuat bagi individu kaya dan bisnis karena iklim politik yang stabil, keamanan, serta layanan berkualitas tinggi termasuk pendidikan dan layanan kesehatan. Singapura tetap menjadi pilihan utama untuk relokasi dan tempat tinggal.
  • Indeks Gaya Hidup: Termahal untuk kategori mobil dan tas tangan wanita, peringkat kedua untuk sepatu wanita, ketiga untuk properti residensial dan layanan kesehatan, serta salah satu yang termurah untuk treadmill (peringkat ke-21).

Hong Kong (Peringkat #3 Global)

  • Hong Kong Tetap menjadi salah satu kota termahal untuk hidup mewah. Daya tarik kosmopolitan dan pajak rendah terus menarik orang-orang kaya, ditambah program residensi melalui investasi yang sangat diminati oleh warga Tiongkok daratan dan HNWI global.
  • Indeks Gaya Hidup: Termahal untuk layanan pengacara, peringkat kedua termahal untuk mobil dan properti residensial, dan ketiga untuk makan malam degustasi. Harga kamar hotel menurun 26 persen, berbanding terbalik dengan kenaikan 10 persen di Singapura.

Shanghai (Peringkat #6 Global)

    • Indeks Gaya Hidup: Peringkat kedua termahal untuk jam tangan, ketiga termahal untuk sepatu wanita, termahal untuk makan malam degustasi, namun justru menjadi kota termurah kedua untuk sampanye setelah Hong Kong.

    Bangkok (Peringkat #11 Global)

    • Bangkok melonjak enam peringkat tahun ini. Meski banyak layanan di Bangkok masih tergolong terjangkau, kota ini menjadi salah satu yang termahal untuk barang-barang mewah seperti fesyen pria dan wanita, mobil, dan jam tangan.
    • Indeks Gaya Hidup: Termahal untuk sepatu wanita dan ketiga termahal untuk mobil.

    Mumbai (Peringkat #20 Global)

    • Meski India merupakan kekuatan ekonomi yang sedang naik daun, Mumbai masih tergolong terjangkau untuk sebagian besar layanan, terutama perhotelan dan perjalanan.
    • Indeks Gaya Hidup: Menariknya, Mumbai bersama kota lain menempati peringkat termahal untuk treadmill, namun termurah untuk layanan operasi LASIK.

    Pergeseran Pola Pengeluaran di Kalangan Orang Kaya APAC

    Di APAC, pengeluaran untuk barang masih tinggi, namun preferensi konsumen terus berkembang. Kekayaan yang meningkat di kalangan HNWI APAC, ditambah minat terhadap kesehatan, kebugaran, dan pengalaman, membentuk pola pengeluaran baru.
    Peningkatan Investasi dan Selera Risiko HNWI APAC

    Sebagian besar HNWI di APAC telah meningkatkan pengeluaran dan investasi (39 persen), dengan peningkatan tertinggi pada kategori investasi, yaitu 68 persen.

    Investor di kawasan ini cenderung lebih tertarik berinvestasi pada tren masa depan atau yang selaras dengan nilai-nilai pribadi. Saham tetap menjadi kelas aset pilihan utama, diikuti oleh properti dan kas. Meskipun wilayah lain menunjukkan tanda-tanda “kelelahan ESG”, komitmen terhadap investasi berkelanjutan justru meningkat di APAC.

    Produk dan Layanan yang Paling Banyak Dibelanjakan HNWI APAC dalam 12 Bulan Terakhir

    HNWI di APAC mengalami lonjakan biaya terbesar dalam gaya hidup mewah, terutama untuk pakaian wanita, hotel, dan makan mewah, seiring dengan 80 persen dari mereka melaporkan peningkatan aset dalam setahun terakhir.

    Kategori dengan kenaikan harga tertinggi secara umum adalah tiket penerbangan kelas bisnis, yang meningkat sebesar 12,6 persen di hampir semua kota di APAC. Wilayah ini juga mencatat peningkatan perjalanan liburan dibandingkan perjalanan bisnis.
    Kesehatan dan Umur Panjang Jadi Prioritas

    Selaras dengan tren global, umur panjang kini menjadi perhatian utama bagi banyak HNWI di APAC. Seluruh responden menyatakan bahwa mereka telah mengambil langkah untuk memperpanjang usia mereka—mulai dari olahraga rutin, pola makan sehat, hingga tindakan ekstrem seperti terapi gen dan penggunaan ruang kriogenik (21 persen responden di APAC).

    Berbeda dengan wilayah lain yang lebih tertarik pada pengalaman kuliner atau interaksi sosial, para HNWI di APAC sangat fokus pada kesehatan.

    Generasi Berikutnya

    Mayoritas HNWI mengatakan mereka akan menyesuaikan strategi kekayaan untuk mengakomodasi usia yang lebih panjang, termasuk meninjau struktur kekayaan, menyeimbangkan ulang portofolio, hingga mengevaluasi kembali target pensiun. Di APAC, 68 persen dari mereka menyatakan telah menyiapkan rencana perawatan jangka panjang.

    Meskipun bisnis tradisional masih mendominasi sumber kekayaan di Asia, peluang kewirausahaan dari teknologi baru mengubah profil HNWI Asia. Bersamaan dengan transfer kekayaan antargenerasi sebesar USD 5,8 triliun yang diperkirakan terjadi antara 2023 dan 2030, terjadi pergeseran preferensi menuju gaya hidup baru: fokus pada keberlanjutan, digitalisasi, dan pengalaman.

    Seiring terus bergesernya kekayaan di Asia Pasifik, tren ini akan memengaruhi pasar barang mewah global, properti, dan strategi investasi dalam beberapa tahun ke depan.

    Unduh Laporan Kekayaan dan Gaya Hidup Global Julius Baer 2025 di: www.juliusbaer.com/GWLR (tersedia mulai pukul 15.00 waktu Hong Kong)