HONG KONG SAR – Media OutReach Newswire – Trend Micro Incorporated (TYO: 4704; TSE: 4704), pemimpin global di bidang keamanan siber, hari ini merilis laporan baru yang mengungkap skala dan tingkat kematangan kejahatan siber yang memanfaatkan teknologi deepfake. Seiring dengan semakin kuat, murah, dan mudah diaksesnya alat generatif AI, para pelaku kejahatan siber dengan cepat menggunakannya untuk mendukung berbagai serangan, mulai dari penipuan bisnis hingga pemerasan dan pencurian identitas.

Laporan ini menunjukkan bahwa teknologi deepfake telah melampaui sekadar tren dan kini benar-benar digunakan untuk mengeksploitasi dunia nyata. Teknologi ini melemahkan kepercayaan digital, membuka risiko baru bagi perusahaan, dan mempercepat model bisnis para penjahat siber.

“Media yang dihasilkan AI bukan lagi sekadar risiko masa depan, ini adalah ancaman nyata bagi bisnis saat ini. Kami melihat eksekutif perusahaan ditiru, proses rekrutmen disusupi, dan sistem keamanan keuangan dibobol dengan sangat mudah. Penelitian ini adalah alarm keras, jika bisnis tidak bersiap menghadapi era deepfake sekarang, mereka sudah tertinggal. Di dunia di mana melihat bukan lagi berarti percaya, kepercayaan digital harus dibangun kembali dari nol,” ungkap Tony Lee, Head of Consulting untuk Hong Kong & Makau di Trend Micro, dalam rilisnya, Kamis (10/7/2025).

Penelitian ini menemukan bahwa para pelaku ancaman kini tidak lagi membutuhkan keahlian teknis bawah tanah untuk melancarkan serangan yang meyakinkan. Sebaliknya, mereka memanfaatkan platform pembuat video, audio, dan gambar yang tersedia secara umum, banyak di antaranya ditujukan untuk kreator konten, untuk membuat deepfake yang realistis dan mampu menipu individu maupun organisasi. Alat-alat ini murah, mudah digunakan, dan semakin mampu menembus sistem verifikasi identitas serta pengamanan digital.

Laporan tersebut menguraikan ekosistem kejahatan siber yang berkembang, di mana teknologi deepfake digunakan untuk melancarkan penipuan seperti:

  • Penipuan CEO (CEO fraud) semakin sulit dideteksi karena pelaku menggunakan audio atau video deepfake untuk menyamar sebagai pimpinan perusahaan dalam pertemuan langsung.
  • Proses rekrutmen disusupi oleh kandidat palsu yang menggunakan AI untuk lolos wawancara dan mendapatkan akses ke sistem internal.
  • Perusahaan jasa keuangan mengalami lonjakan upaya deepfake untuk menembus pemeriksaan KYC (Know Your Customer), memungkinkan pencucian uang dengan identitas palsu.

Di duniakriminal bawah tanah, pelaku kejahatan aktif memperdagangkan tutorial, toolkit, dan layanan untuk mempermudah praktik ini. Mulai dari panduan langkah demi langkah untuk menembus proses onboarding, hingga alat tukar wajah (face-swapping) siap pakai, hambatan untuk masuk kini sangat rendah.

Seiring dengan semakin sering dan rumitnya penipuan berbasis deepfake, bisnis didorong untuk mengambil langkah-langkah proaktif guna meminimalkan risiko dan melindungi karyawan serta proses internal. Ini termasuk edukasi tentang risiko rekayasa sosial (social engineering), peninjauan ulang alur autentikasi, dan eksplorasi solusi pendeteksi media sintetis (deepfake).

Untuk membaca laporan lengkap berjudul “Deepfake it ’til You Make It: A Comprehensive View of the New AI Criminal Toolset”, silakan kunjungi: https://www.trendmicro.com/vinfo/hk/security/news/cybercrime-and-digital-threats/deepfake-it-til-you-make-it-a-comprehensive-view-of-the-new-ai-criminal-toolset

https://www.trendmicro.com
https://www.linkedin.com/in/trend-micro-hong-kong-96353768/
https://twitter.com/trendmicroamea
https://www.facebook.com/tmhk1989/