KUALA LUMPUR, MALAYSIA – Media OutReach Newswire – Central Bank Digital Currency (CBDC) kini bukan lagi sekadar konsep teoritis. Puluhan negara di dunia tengah aktif menguji coba mata uang digital yang didukung pemerintah ini melalui berbagai skema pilot. Dirancang sebagai versi digital dari mata uang fiat, CBDC menggabungkan kepercayaan terhadap sistem moneter terpusat dengan fleksibilitas pembayaran digital.

Berbeda dari mata uang kripto yang volatil dan cenderung terdesentralisasi, CBDC diterbitkan oleh bank sentral, dipatok pada mata uang nasional, serta menawarkan stabilitas harga dan kepastian hukum, fitur penting di tengah meningkatnya permintaan akan sistem pembayaran digital yang aman.

Menurut data terbaru, lebih dari 130 negara yang mewakili 98% PDB global kini sedang mengeksplorasi CBDC dalam berbagai bentuk, mulai dari penelitian hingga pengembangan dan program uji coba (meskipun baru sedikit yang mengadopsinya secara penuh).

Fenomena ini mencerminkan dorongan teknologi dan niat regulator untuk merebut kembali kontrol atas ekosistem mata uang digital, terutama di tengah menjamurnya stablecoin swasta dan aset kripto terdesentralisasi.

Sumber: https://cbdctracker.org

CBDC vs. Cryptocurrency: Apa Bedanya?

  1. Stabilitas dan Kepercayaan
    Mata uang kripto seperti Bitcoin atau Ethereum beroperasi dalam lingkungan yang sangat fluktuatif dan spekulatif. Sebaliknya, CBDC memiliki nilai yang stabil karena didukung oleh negara dan dipatok pada mata uang fiat, sehingga risikonya jauh lebih rendah bagi pengguna.
  2. Desain dan Pengawasan
    CBDC bersifat terprogram namun tetap dikelola secara terpusat. Pemerintah dapat menerapkan kebijakan kepatuhan dan perlindungan konsumen, hal yang tidak dapat dilakukan dalam sistem kripto terdesentralisasi. CBDC juga tidak ditambang atau diterbitkan secara pribadi, memastikan kontrol penuh negara atas suplai uang dan transaksi.

“CBDC menawarkan model likuiditas digital baru—memadukan kepercayaan negara dan alat pembayaran sah dengan efisiensi teknologi. Bagi para trader, ini membuka jalan menuju ekosistem keuangan digital yang lebih aman dan transparan,” tutur Kar Yong Ang, analis pasar keuangan di Octa, dalam rilis, Jumat (18/4/2025).

Mengapa Negara-negara Mendorong CBDC?

Berikut tiga alasan utama mengapa bank sentral menginvestasikan sumber daya dalam CBDS:

  • Penurunan Penggunaan Uang Tunai & Meningkatnya Pembayaran Digital
    Masyarakat kini lebih memilih uang digital ketimbang uang fisik. Contohnya di Swedia, di mana transaksi tunai hanya mencakup kurang dari 10%. CBDC dianggap sebagai alternatif publik terhadap aplikasi pembayaran swasta, menjaga kedaulatan moneter dalam era digital.
  • Pengendalian Risiko Stablecoin Swasta
    Stablecoin seperti USDT dan USDC memunculkan kekhawatiran terhadap risiko sistemik dan praktik perbankan bayangan. CBDC dapat menjadi penyeimbang stabil dengan menawarkan likuiditas dan kejelasan hukum.
  • Inklusi Keuangan & Transparansi
    CBDC dapat membantu menjangkau populasi yang belum memiliki akses perbankan dengan menyediakan dompet digital. Ini juga memberi pemerintah visibilitas lebih terhadap aliran dana, membantu pengumpulan pajak, dan mengurangi keuangan ilegal—meskipun juga menimbulkan debat terkait privasi.

Pro dan kontra dari CBDC

CBDC menawarkan keuntungan penting: nilainya biasanya dipatok ke mata uang fiat, memastikan stabilitas harga yang lebih besar daripada kebanyakan mata uang kripto. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, CBDC berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah dan dapat menyertakan fitur-fitur yang dapat diprogram seperti pembayaran bersyarat. Untuk populasi yang tidak memiliki rekening bank, mata uang digital juga memberikan jalan menuju akses keuangan yang lebih baik.

Namun, kekhawatiran tetap ada. Privasi adalah masalah utama, karena CBDC dapat memberikan visibilitas kepada pemerintah ke dalam transaksi pribadi. Mereka juga menimbulkan risiko keamanan siber, yang berpotensi menjadi target serangan berskala besar. Selain itu, CBDC dapat mengganggu kebijakan moneter tradisional dan dinamika pasar keuangan jika tidak dirancang dengan hati-hati. Sebagai contoh, bank-bank komersial dapat mengalami pembobolan deposito jika individu menganggap CBDC sebagai alternatif yang lebih aman daripada uang tradisional untuk menabung.

Studi Kasus di Dunia Nyata

Meskipun sebagian besar negara masih meneliti CBDC dan penerapannya dalam perekonomian, beberapa negara telah menerapkannya.

  • Bahamas – Sand Dollar (2020)
    Menjadi CBDC nasional pertama di dunia, digunakan di seluruh pulau melalui dompet berbasis seluler.
  • Nigeria – eNaira (2021)
    Tingkat adopsinya masih rendah (kurang dari 0,5% pada 2025), pemerintah terus mendorong penggunaan melalui insentif.
  • Tiongkok – e-CNY
    Telah diuji coba di lebih dari 25 kota dan diintegrasikan dengan transportasi publik serta platform e-commerce. Menjadi CBDC paling maju di negara ekonomi besar.

Masa Depan CBDC: Peluang dan Tantangan

CBDC menawarkan efisiensi, kontrol, dan peluang kebijakan sosial baru bagi pemerintah. Namun untuk sukses, negara harus menyeimbangkan inovasi dengan perlindungan privasi, ketahanan infrastruktur, dan interoperabilitas global.

Seiring dunia terus bergerak ke arah digital, CBDC menjadi elemen penting yang wajib dipahami oleh trader progresif. Menyimak perkembangan ini bisa menjadi keunggulan penting dalam memahami masa depan uang.


Disclaimer:

Konten ini hanya untuk tujuan informasi umum dan bukan merupakan nasihat investasi, rekomendasi, atau ajakan untuk melakukan aktivitas investasi apa pun. Informasi ini tidak mempertimbangkan tujuan investasi, situasi keuangan, atau kebutuhan pribadi Anda.

Segala keputusan yang Anda ambil berdasarkan konten ini adalah sepenuhnya tanggung jawab Anda. Octa dan afiliasinya tidak bertanggung jawab atas kerugian atau konsekuensi apa pun yang mungkin timbul. Trading mengandung risiko dan mungkin tidak cocok untuk semua investor. Gunakan keahlian Anda secara bijak dan evaluasi semua risiko yang terkait sebelum membuat keputusan investasi.
Kinerja di masa lalu tidak menjamin hasil di masa mendatang. Ketersediaan produk dan layanan bisa berbeda di setiap yurisdiksi. Pastikan Anda mematuhi hukum setempat sebelum mengakses layanan terkait.