SINGAPURA – Media OutReach Newswire – Wealth Management Institute (WMI) baru-baru ini meluncurkan Program Changemaker Impact Endeavour Fellowship “CHIEF” pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Global-Asia Family Office (GFO). Program beasiswa inovatif ini, yang merupakan yang pertama di Asia, bertujuan memberdayakan para penyandang dana, wirausahawan sosial, dan pemimpin organisasi nirlaba untuk menjadi pembuat perubahan yang lebih berdampak.

Seiring dengan antisipasi Asia Pasifik terhadap transfer kekayaan sebesar USD 5,8 triliun pada tahun 2030[1] -sebuah fenomena yang dikenal dengan istilah Great Wealth Transfer- generasi baru filantropis yang lebih muda dan lebih beragam mulai bermunculan. Para pembuat perubahan ini mencari pendekatan inovatif untuk mengatasi tantangan regional dan global yang kompleks. Oleh karena itu, filantropi strategis diperkirakan akan berkembang, menggarisbawahi kebutuhan akan keterampilan dan kemampuan baru untuk sektor ini.

Sejalan dengan visi Singapura untuk menjadi pusat filantropi terkemuka, Asia Centre for Changemakers (ACC) didirikan di WMI tahun ini dengan dana sebesar SGD 15 juta yang dijanjikan oleh Temasek Trust dan Philanthropy Asia Alliance untuk meningkatkan kemampuan filantropi. Peluncuran program CHIEF merupakan tambahan terbaru dari rangkaian inisiatif yang berfokus pada filantropi yang dimiliki ACC, yang bertujuan untuk melatih 1.000 pemilik kekayaan, inovator sosial, dan profesional filantropi pada tahun 2028.

“ACC didedikasikan untuk mendefinisikan kembali filantropi di Asia dengan membekali para pemimpin dengan keterampilan dan wawasan strategis yang diperlukan untuk mendorong dampak yang berarti. Kami bertujuan untuk membangun ekosistem yang kuat dari para pembuat perubahan yang mampu mengatasi tantangan yang paling mendesak di kawasan ini. Visi kami adalah agar program CHIEF dapat menjadi katalisator dalam membina komunitas yang terdiri dari individu-individu yang memiliki pemikiran yang sama dan berkolaborasi untuk mengembangkan solusi transformatif bagi Asia,” ungkap Ibu Foo Mee Har, CEO WMI, dalam rilisnya, Senin (16/9/2024).

Melalui program komprehensif selama tujuh bulan, para peserta CHIEF akan menata ulang tujuan permodalan, mengeksplorasi lanskap dampak, menilai kelayakan dan skalabilitas proyek-proyek berdampak, serta mempelajari bagaimana berbagai model keuangan dapat disesuaikan dengan konteks yang berbeda.

Program ini dikembangkan bekerja sama dengan London School of Economics (LSE) Marshall Institute, yang dikenal dengan program 100x Impact Accelerator yang menawarkan hibah dan dukungan kepada generasi baru unicorn sosial. Stephan Chambers, Direktur Marshall Institute di LSE, mengatakan, “Kami sangat senang dapat bermitra dengan WMI dalam merancang Program CHIEF yang inovatif. Dengan mengintegrasikan pedagogi, penelitian, dan kekuatan kami, kami berharap dapat menginspirasi dan membina generasi baru pembuat perubahan yang akan menghasilkan solusi dengan dampak yang lebih besar dan berkelanjutan di komunitas mereka.”

Selain kurikulum kelas dunia dari LSE, para peserta juga akan belajar langsung dari para pionir global seperti Jed Emerson, pencipta Total Portfolio Management[2], dan Bruno Roche, pendiri Ekonomi Mutualitas[3]. Program CHIEF juga akan mencakup perjalanan pembelajaran ke Inggris dan Asia, menawarkan paparan praktis di lapangan untuk inovasi sosial transformatif dan berpuncak pada peta jalan untuk ambisi dampak pribadi para peserta.

Untuk mendorong kolaborasi dan pertukaran ide antara pemilik kekayaan dan inovator sosial, ACC akan memberikan beasiswa kepada para inovator sosial yang luar biasa di Asia untuk berpartisipasi dalam program CHIEF. Inisiatif ini bertujuan untuk menjembatani berbagai perspektif, sehingga memungkinkan para pemilik kekayaan dan inovator sosial untuk bersama-sama menciptakan solusi yang dapat mengatasi tantangan yang kompleks. Hal ini merupakan bagian dari komitmen ACC yang lebih luas untuk membangun kapabilitas di bidang filantropi.

ACC adalah laboratorium pembelajaran untuk modal sosial, yang membekali para investor, wirausahawan, dan penasihat sosial agar dapat menyalurkan sumber daya dan semangat mereka demi hari esok yang lebih baik. Sejak diluncurkan, ACC telah melatih 250 peserta melalui kursus filantropi, termasuk program Certified Impact Philanthropy Professional (CIPP). Sertifikasi ini, yang pertama di Asia, telah dipetakan berdasarkan keahlian industri dan dirancang untuk membekali para penasihat keuangan dan profesional kantor keluarga dengan keahlian yang dibutuhkan untuk menyusun strategi, memberi saran, dan mengimplementasikan inisiatif yang berdampak.

Untuk informasi lebih lanjut tentang CHIEF, kunjungi https://wmi.edu.sg/asia-centre-for-changemakers/chief-programme/

[1] McKinsey, Asia–Pacific’s family office boom: Opportunity knocks, September 2024
[2] Manajemen Portofolio Total adalah sebuah kerangka kerja yang bertujuan untuk mengoptimalkan hasil keuangan yang terdiversifikasi sambil memaksimalkan dampak yang sesuai untuk setiap aset investasi, termasuk filantropi.
[3] Ekonomi Saling Menguntungkan adalah sebuah pendekatan yang menunjukkan bahwa ketika sebuah perusahaan berinvestasi pada komunitas, masyarakat, dan ekosistem lingkungan, maka nilai yang tercipta akan lebih unggul, termasuk kinerja keuangan.

Keterangan Foto: Ibu Foo Mee Har pada pembukaan Global-Asia Family Office (GFO) Summit.