SINGAPURA – Media OutReach – 23 Juli 2019 – Menjalin kerjasama dengan OCBC Bank, Bank tertua di Singapura, Union Bank of Philippines (UnionBank) baru-baru ini menjadi bank Filipina pertama yang berhasil melakukan percobaan pengiriman uang berbasis blockchain dari Singapura ke Filipina dengan menggunakan manajemen likuiditas Adhara dan platform pembayaran internasional.

Selaras dengan mandat pemerintah Filipina, di tengah desakan berkelanjutan untuk pemasukan keuangan bagi semua orang Filipina, pada 27 Juni lalu, UnionBank menggunakan fiat tokenized berbasis blockchain berhasil mengirimkan dari OCBC Bank di Singapura ke pemilik rekening di Cantilan Bank, sebuah bank pedesaan di Surigao Del Sur, upaya ini sukses dilakukan berkat kombinasi fitur platform Adhara dan platform i2i UnionBank-UBX.

Menurut Melchor Plabasan, Pejabat Penanggung Jawab di Departemen Pengawasan Risiko dan Inovasi Teknologi Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), mereka mengantisipasi adopsi yang lebih besar dari blockchain dan teknologi buku induk yang didistribusikan dengan potensi transformatif mereka, terutama dalam mengurangi beberapa permasalaha tidak perlu dalam pembayaran dan pengiriman uang.

“Percayalah, bahwa kami dari pihak BSP akan terus mendukung usaha dan ide yang bertujuan menciptakan suasana pengiriman uang yang mudah bagi orang Filipina di luar negeri. Kami menantikan masa depan yang menyenangkan karena kami terlibat lebih dalam untuk lanskap pengiriman uang yang modern, inklusif, dan progresif,” katanya.

Dengan memanfaatkan teknologi blockchain untuk pengiriman uang lintas-batas antar bank termasuk mempromosikan pemasukan keuangan, khususnya bagi daerah-daerah yang kurang terlayani, karena konsumen akan menikmati biaya hemat yang signifikan dan transfer real-time yang mudah dengan satu sentuhan tombol. Hal tersebut disebakan keuntungan blockchain yang disemat di dalamnya menjadi buku induk yang didistribusikan di mana catatan transaksi akurat, tidak berubah dan transparan memungkinkan untuk verifikasi atom dan setelah itu, pembayaran secara atom.

“Kami mulai bekerja dengan industri keuangan pada 2016 melalui Project Ubin untuk mengeksplorasi potensi teknologi blockchain untuk pembayaran. Kami sangat senang melihat potensi ini dapat terwujud, dengan cross, Pengiriman uang lintas batas sekarang menjadi lebih murah, lebih cepat, dan lebih aman melalui jaringan i2i,” terang Sopnendu Mohanty, Kepala FinTech Officer dari Monetary Authority of Singapore.

Dia menambahkan, proyek ini akan memiliki dampak ekonomi dan sosial yang kuat bagi masyarakat pedesaan. Pihaknya mernasa bersukur karena tim Adhara telah bekerja pada Tahap 2 Proyek Ubin pada tahun 2017, dan telah memanfaatkan pembelajaran untuk mewujudkan proyek yang bernilai ini menjadi nyata.

Sementara itu, Edwin Bautista, Presiden & CEO UnionBank, mengatakan, i2i, yang merupakan platform blockchain dan yang dibolehkan oleh pihak Filipina, sekarang ini dikelola dan dioperasikan sepenuhnya oleh UBX, anak perusahaan fintech dari UnionBank. Yang mengizinkan uji coba ini adalah pembuatan dan penggunaan fiat tokenized yang didukung bank komersial bernama PHX, dan akan segera diluncurkan secara resmi di Filipina.

I2i adalah platform berbasis blockchain yang menghubungkan bank pedesaan satu sama lain ke UnionBank. Platform i2i memudahkan Bank Pedesaan, yang saat ini dikecualikan secara finansial, akses ke layanan bernilai tambah yang dapat dibawa melalui i2i, sehingga memungkinkan platform perbankan sebagai layanan. Melalui teknologi blockchain, Platform i2i menyasar kepada jutaan orang Filipina yang tidak memiliki rekening bank ke sistem keuangan dengan menghubungkan bank-bank pedesaan ke jaringan keuangan utama negara itu.

Arvie de Vera, Wakil Presiden Senior UnionBank dan Ketua Grup Bisnis Fintech, menyebtukan, dengan menggunakan pilot i2i, Bank Pedesaan sekarang dapat menerima pengiriman uang langsung ke rekening, dan ini baru permulaan. Dengan platform yang terhubung ini, layanan bernilai tambah lainnya kini dapat diakses oleh Bank Pedesaan.

“Hal tersebut dapat memberdayakan Bank Pedesaan yang dulunya dikecualikan secara finansial, dengan akses ke layanan perbankan universal,” tuturnya.

Hingga saat ini, bank-bank pedesaan Filipina memiliki akses terbatas ke jaringan keuangan, dan pengiriman uang dari luar negeri dapat memakan waktu lima hingga tujuh hari untuk dikreditkan ke rekening penerima. Alternatif bagi orang-orang yang tinggal di daerah-daerah ini adalah dengan menggunakan penghitung pengiriman uang non-bank, yang sering mengharuskan transaksi langsung di pihak pengirim dan penerima, dan dikenakan biaya sangat mahal.

“Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan UnionBank dan OCBC dalam pilot percobaan ini, yang membuktikan bagaimana tokenization dan blockchain dapat membuat pembayaran internasional dan manajemen likuiditas lebih cepat dan efisien untuk segmen pasar yang berbeda, memberikan harga yang murah di saat yang sama mematuhi regulasi yang ada dan persyaratan pengawasan,” kata Julio Faura, pendiri dan CEO Adhara.

Teknologi Adhara memanfaatkan tokenisasi uang dan kontrak pintar pada jaringan Ethereum tingkat perusahaan yang diizinkan untuk memungkinkan bank mengirim, menghapus, dan menyelesaikan pembayaran secara real time dengan harga FX yang dinamis, dan untuk mengelola risiko likuiditas dan risiko FX secara global secara efisien.

Ditambahkan oleh Ketua UnionBank, Justo Ortiz PhD, Langkah ini benar-benar menuju pencapaian cita-cita mereka dalam meningkatkan kehidupan dan memenuhi impian dengan menghubungkan dan memampukan masyarakat. Blockchain dan teknologi yang berkembang membuatnya menjadi lebih mudah dan dapat terwjud.

Sebagai informasi, di Festival Fintech Singapura pada bulan November tahun ini, secara publik UnionBank dan OCBC akan mendemonstrasikan sistem dengan pengiriman uang dari Singapura ke bank pedesaan Filipina melalui platform Adhara dan i2i.