SINGAPURA – Media OutReach Newswire – Centre for Impact Investing and Practices (CIIP) bersama inisiatif GAEA (Giving to Amplify Earth Action) dari World Economic Forum, dengan dukungan dari Philanthropy Asia Alliance (PAA), hari ini meluncurkan laporan berjudul: “Tindakan Terarah dan Pembiayaan untuk Melawan Resistensi Antimikroba di Asia”.
Laporan ini menyoroti ancaman mendesak resistensi antimikroba (AMR) di Asia dan merinci empat area utama di mana kolaborasi lintas sektor dapat menghasilkan dampak nyata. Analisis ini didasarkan pada wawasan dari 15 studi kasus, berbagai contoh mekanisme pendanaan, serta kontribusi dari 26 organisasi, termasuk lembaga internasional, korporasi, lembaga filantropi, institusi publik, dan penyedia solusi.
Sering disebut sebagai “pandemi senyap”, AMR dikaitkan dengan 4,7 juta kematian setiap tahun pada 2021. Diperkirakan pada tahun 2050, AMR akan menjadi penyebab kematian utama di dunia, menelan lebih dari 8 juta nyawa dan melampaui kanker. Selain kesehatan manusia, AMR juga mengancam sistem pangan global dengan menurunkan produksi ternak dan mencemari sumber air. Mengatasi krisis ini memerlukan pendekatan menyeluruh dan kolaboratif dari seluruh ekosistem.
“Resistensi antimikroba merupakan krisis yang kian mengkhawatirkan dan berpotensi membalikkan kemajuan medis selama puluhan tahun, dengan Asia sebagai pusat dari tantangan ini. Kita telah mengidentifikasi kebutuhan yang jelas, namun tidak ada satu organisasi pun yang bisa menghadapinya sendirian. Dibutuhkan pendanaan katalitik dan filantropi yang substansial, serta kolaborasi lintas sektor dan lintas negara,” ujar Dawn Chan, CEO CIIP.
“Davos Compact on AMR yang diluncurkan pada Januari tahun ini bertujuan memobilisasi kolaborasi publik-swasta-filantropi untuk mengurangi ancaman global AMR. Laporan ini membangun lanjutan dari komitmen tersebut dengan menyoroti intervensi berdampak tinggi di mana investasi katalitik bisa menyelamatkan jutaan jiwa,” jelas Gim Huay Neo, Managing Director, World Economic Forum.
Asia: Pusat Krisis Resistensi Antimikroba yang Kompleks
Secara global, hampir satu dari lima kematian terkait AMR terjadi pada anak di bawah lima tahun, dan dua dari tiga pada orang dewasa di atas 65 tahun. Asia menjadi wilayah yang paling terdampak, menyumbang lebih dari setengah dari total 4,71 juta kematian akibat AMR di tahun 2021.
Perubahan iklim, seperti kenaikan suhu dan cuaca ekstrem, mempercepat pertumbuhan bakteri, mengganggu layanan kesehatan, dan memperburuk sanitasi. Hal ini memicu penggunaan antimikroba yang berlebihan pada ternak dan tanaman, mencemari air tawar, dan mempercepat resistensi obat.
Biaya akibat AMR di Asia Pasifik diperkirakan mencapai US$700 miliar pada tahun 2050, setara dengan 1% dari PDB kawasan. Namun, investasi yang tepat waktu dapat menghemat biaya kesehatan tahunan sebesar US$10–15 miliar dan menurunkan beban sosial-ekonomi hingga US$40 miliar per tahun dalam dekade mendatang. Mengatasi AMR adalah kunci untuk ketahanan kesehatan dan pembangunan berkelanjutan di kawasan ini.
Pendekatan Menyeluruh dalam Pengembangan dan Penggunaan Antimikroba
Meski penelitian berkembang, kesenjangan pasar dan kebijakan membuat sulit membawa obat baru ke pasien. Biaya pengembangan dan regulasi sering kali melampaui imbal hasil jangka pendek. Karena itu, pendekatan One Health, yang mengakui keterkaitan antara manusia, hewan, tanaman, dan lingkungan, menjadi kunci untuk solusi berkelanjutan.
Laporan ini mengusulkan empat intervensi utama:
- Sprint 1: Edukasi
Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang AMR di kalangan tenaga medis, pasien, dan petani, serta mempromosikan pencegahan infeksi dan penggunaan antimikroba yang bijak. - Sprint 2: Pencegahan
Memperkuat sistem kesehatan dengan meningkatkan diagnosis dan berinvestasi dalam sanitasi, air bersih, dan kebersihan (WASH). - Sprint 3: Pemantauan
Mengembangkan sistem pengawasan regional, pengumpulan data, dan berbagi informasi, khususnya di negara berpenghasilan rendah. - Maraton: Pengobatan
Mendukung penelitian dan pengembangan antimikroba baru serta memperluas akses terhadap obat-obatan penting dan inovatif.
Pembiayaan Solusi AMR di Seluruh Tahapan
Pendana swasta, investor berdampak, dan filantropi memiliki peran penting dalam menutup kesenjangan, khususnya pada fase akhir pengembangan obat, yang seringkali kekurangan pendanaan. Dengan menggabungkan sumber daya, para pendana dapat mendorong peluncuran pengobatan penyelamat jiwa, memperkuat pipeline antibiotik, dan memperluas akses yang berkelanjutan.
“Laporan ini merupakan pemicu untuk memperluas keterlibatan lintas sektor. Ini menyoroti skala ancaman AMR dan peluang untuk aksi kolektif. Kami mengapresiasi peran anggota PAA seperti Gates Foundation, Wellcome Trust, dan Novo Nordisk Foundation dalam memperjuangkan riset dan akses solusi AMR. Sekarang adalah saat yang tepat bagi lebih banyak mitra untuk bergabung, menyatukan sumber daya, dan mendukung solusi berdampak tinggi demi masa depan kesehatan yang lebih tangguh di Asia dan sekitarnya,” ujar Shaun Seow, CEO PAA.
Ancaman AMR menuntut aksi bersama yang cepat dan berkelanjutan di sektor kesehatan, pertanian, dan pangan guna melindungi masyarakat Asia.
Baca laporan lengkapnya di sini: https://ciip.com.sg/knowledge-hub/research-insights/Details/targeted-action-and-financing-the-fight-against-antimicrobial-resistance-in-asia

Recent Comments