KUALA LUMPUR, MALAYSIA – Media OutReach – Dalam rangka memutuskan kebijakan moneter, Komite Kebijakan Moneter (MPC) Bank Negara Malaysia (BNM) akan mengadakan pertemuan pada tanggal 6-7 September mendatang.

Terkait perkembangan Moneter dan Keuangan pada Juli 2023, BNM dalam laporannya menyebutkan, inflasi umum di Malaysia terus menurun, mencapai 2% di bulan Juli. Penurunan ini didorong oleh inflasi inti yang lebih rendah, terutama disebabkan oleh inflasi yang lebih rendah untuk makanan di luar rumah dan layanan diskresioner tertentu.

Laporan terbaru dari BNM juga memprediksi bahwa ekonomi Malaysia akan tumbuh di kisaran 4% hingga 5% pada tahun 2023, terutama didorong oleh permintaan domestik.

Kinerja pasar keuangan domestik sebagian besar dipengaruhi oleh ekspektasi bahwa siklus pengetatan moneter Federal Reserve AS hampir berakhir. Hasilnya, ringgit terapresiasi 3,1% terhadap dollar AS di bulan Juli. Namun, pertumbuhan ini diimbangi di bulan Agustus, dan saat ini, USDMYR menguji level tertinggi dua bulan di 4.6300-4.7000.

“BNM tidak dapat mengabaikan penurunan inflasi, dengan ekonomi Malaysia yang tumbuh dengan stabil dan kemungkinan jeda dalam kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve AS, Overnight Policy Rate (OPR) kemungkinan tidak akan dinaikkan pada pertemuan berikutnya”, ungkap Kar Yong Ang, analis pasar keuangan OctaFX, dalam rilisnya, Senin (4/9/2023).

Mempertimbangkan level OPR saat ini, kebijakan pasar diharapkan akomodatif dan mendukung perekonomian. Langkah ini bertujuan untuk mendukung pasar modal dan menstabilkan nilai tukar USDMYR, yang diantisipasi akan cenderung melemah (dan ringgit menguat) dengan kisaran target 4.5000-4.5500.