BEIJING, CHINA – Media OutReach – Singapore Convention Week (SC Week) 2023 telah berakhir setelah sukses diselenggarakan dari tanggal 28 Agustus hingga 1 September 2023. Diselenggarakan oleh Kementerian Hukum Singapura (MinLaw) bekerja sama dengan 29 organisasi mitra, SC Week 2023 menampilkan serangkaian acara yang berfokus pada berbagai topik dalam penyelesaian sengketa yang dihadiri oleh lebih dari 4.500 praktisi perselisihan, penasihat hukum, akademisi, dan pejabat pemerintah dari seluruh dunia.

Sorotan & Wawasan Utama dari Akademi UNCITRAL

Seperti edisi-edisi sebelumnya, UNCITRAL Academy, yang diselenggarakan bersama oleh MinLaw dan Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hukum Perdagangan Internasional (UNCITRAL), merupakan acara puncak SC Week 2023. Bertemakan Dunia Masa Depan Hari Ini: Memimpin Masa Depan Penyelesaian Sengketa, Konferensi dan Lokakarya Peningkatan Kapasitas Akademi UNCITRAL tahun ini diselenggarakan dari tanggal 29 hingga 31 Agustus, dan berfokus pada navigasi masa depan penyelesaian sengketa, terutama di dunia yang serba digital dengan latar belakang multikulturalisme, keberlanjutan, dan perubahan yang cepat.

Dalam sambutannya pada pembukaan Konferensi Akademi UNCITRAL dan Lokakarya Peningkatan Kapasitas Industri, Menteri Kebudayaan, Komunitas dan Pemuda Singapura, dan Menteri Hukum Singapura, Edwin Tong SC mengatakan, Membangun dunia hari ini untuk hari esok selalu menjadi filosofi Singapura sejak kemerdekaannya.

“Kami menerapkan filosofi yang sama dalam mengembangkan Singapura menjadi pusat penyelesaian sengketa internasional terkemuka seperti sekarang ini. Kami juga mengembangkan serangkaian layanan penyelesaian sengketa komersial internasional yang komprehensif. Konvensi Singapura tentang Mediasi adalah salah satu instrumen yang berkontribusi, yang memberikan pilihan lain bagi para pihak untuk menyelesaikan sengketa lintas batas. Hingga saat ini, kami memiliki 56 penandatangan, dan 11 Pihak dalam Konvensi ini. Saya yakin lebih banyak lagi yang akan menandatangani dan meratifikasi segera,” jelas Edwin Tong SC.

Ada banyak diskusi yang mendalam dan menarik selama Akademi UNCITRAL berlangsung, diantaranya panel ‘Penyelesaian Sengketa dalam Ekonomi Digital’, para panelis berbagi wawasan mereka tentang penghargaan elektronik dan bukti digital. Mereka juga membahas tantangan penggunaan AI dalam penyelesaian sengketa, dan bagaimana prinsip-prinsip intinya dapat dijaga bahkan ketika masyarakat terus berinovasi.

“Kita harus tetap sadar akan perkembangan terbaru, dan juga mengikuti potensi tantangan yang mungkin muncul, dan hal ini akan berdampak pada pendidikan hukum dan pelatihan hukum. Perlu ada diskusi tentang apa parameter untuk penggunaan teknologi hukum, dan untuk mencari tahu apa yang kita sebagai komunitas penyelesaian sengketa anggap penting. Sejauh mana kita ingin mengorbankan nilai-nilai normatif yang sekarang kita tempatkan di pusat demi kebaikan yang lebih besar yaitu efisiensi, adalah pertanyaan yang harus kita tanyakan, terutama sekarang, ketika masalah proses hukum terkadang harus mengalah pada argumen keramahan pengguna dan efisiensi,” kata Profesor Maud Piers, Associate Professor, Ghent University; Wakil Presiden, Belgian Centre of Arbitration and Mediation (Cepani).

Konferensi Akademi UNCITRAL diakhiri dengan diskusi menarik tentang mosi ‘Robot adalah Arbiter dan Mediator yang Lebih Baik daripada Manusia’, di mana kedua tim memberikan perspektif mereka tentang apakah AI dapat menggantikan manusia di dunia ini. Berdasarkan suara penonton, debat diakhiri dengan tim yang mewakili manusia memenangkan debat.

Selain Konferensi dan Lokakarya Peningkatan Kapasitas Industri, dua lokakarya peningkatan kapasitas lainnya diadakan di bawah naungan Akademi UNCITRAL, yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah dari seluruh dunia.

Lokakarya Pengembangan Kapasitas Pemerintah, yang didukung oleh Singapore International Dispute Resolution Academy (SIDRA), menampilkan pembicara dari negara-negara yang telah membuat kemajuan terbaru dalam Konvensi Konvensi Singapura tentang Mediasi, yang berbagi pengalaman mereka dalam menandatangani dan meratifikasi Konvensi tersebut. Para peserta juga mendengar dari para ahli dan bertukar pandangan mengenai topik-topik yang berkaitan dengan insentif peraturan untuk pengacara, sikap pengadilan, dan pembentukan kerangka hukum, berkaitan dengan mediasi.

SC Week terus menyediakan platform penting bagi para pemimpin pemikiran dalam penyelesaian sengketa dan pembuat kebijakan internasional untuk berbagi wawasan, pembelajaran, dan praktik terbaik dalam lanskap global yang terus berkembang. Sorotan utama SC Week 2023 tersedia di www.singaporeconventionweek.sg.