JAKARTA, INDONESIA – Media OutReach – Restorasi Ekosistem Riau (RER), program restorasi dan konservasi lahan gambut terbesar di Sumatera, telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam tujuh tahun pelaksanaannya, program ini melindungi ekosistem hutan rawa gambut yang rapuh yang merupakan rumah bagi berbagai flora dan fauna yang terancam secara global.

Kemajuan yang telah dicapai dalam memulihkan hutan rawa gambut utuh terbesar di Sumatera dirinci dalam Laporan Kemajuan RER 2020. Laporan ini diterbitkan bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang mengangkat tema global ‘restorasi ekosistem’.

RER adalah program restorasi ekosistem yang diprakarsai oleh produsen pulp dan kertas Grup APRIL, anggota dari perusahaan Grup RGE. Didirikan oleh Sukanto Tanoto, RGE mengelola sekelompok perusahaan manufaktur berbasis sumber daya dengan operasi global.

Sejak tahun 2013, program RER telah berkomitmen untuk melindungi dan merestorasi seluas 150.693 ha hutan rawa gambut, area seluas London, di lima area konsesi yang tersebar di dua lanskap di Sumatera bagian timur. Program ini juga berfokus pada pemeliharaan stok karbon dan pelestarian keanekaragaman hayati di kawasan yang ditunjuk.

“Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, kami memasukkan lima pencapaian utama ke dalam Laporan Kemajuan RER 2020 kami, peningkatan inventaris keanekaragaman hayati, upaya yang berhasil untuk melindungi hutan restorasi dari kebakaran selama tujuh tahun berturut-turut, inisiatif penelitian keanekaragaman hayati, dan dukungan penyelamatan Harimau Sumatera bernama Corina,” kata Nyoman Iswarayoga, Direktur External Affairs RER, Jumat (4/6/2021).

Hingga tahun 2020, RER telah mengidentifikasi 823 spesies tumbuhan dan hewan di kawasan restorasi, bertambah 26 spesies dibandingkan tahun sebelumnya. Daftar tersebut mencakup 76 jenis mamalia, 308 jenis burung, 192 jenis pohon, 89 jenis ikan, 101 jenis amfibi dan reptil, serta 57 jenis Odonata di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang.

Dari jumlah tersebut, 66 spesies terdaftar dalam Daftar Merah IUCN sebagai rentan (39), terancam punah (10), atau sangat terancam punah (17). Ada juga 115 spesies yang termasuk dalam daftar CITES dan 99 spesies yang terdaftar oleh Pemerintah Indonesia sebagai dilindungi.

Tim RER juga terlibat dalam proyek Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk melepas Harimau Sumatera bernama Corina ke alam liar. Dia ditemukan terjerat di area perkebunan rakyat di Semenanjung Kampar dekat salah satu konsesi RER awal tahun lalu.

Kawasan restorasi RER dipilih sebagai lokasi pelepasan kembali Corina ke alam liar setelah dilakukan survei dan kajian mendalam mengenai kondisi hutan, keberadaan spesies mangsa, perlindungan aktif kawasan tersebut, dan potensi interaksi antara manusia dengan Corina, yang dianggap rendah.

Pada tahun 2020, RER juga menyelesaikan survei pertama dari empat survei Odonata yang direncanakan. Survei tersebut mengidentifikasi 57 spesies capung dan damselflies di Semenanjung Kampar. Dari jumlah tersebut, sembilan spesies tercatat pertama kali di Riau, empat pertama tercatat di Sumatera, dan satu spesies, Amphicnemis bebar, tercatat pertama kali di Indonesia.

Studi lain yang semakin menegaskan pentingnya RER sebagai kawasan konservasi adalah pemantauan burung raptor yang bermigrasi, yang mencatat 302 penampakan burung, dan Asian Waterbird Census (AWC), yang mengidentifikasi 440 burung dari 8 spesies berbeda selama survei satu hari.

Dalam tujuh tahun terakhir, RER juga mencatat nol kebakaran di wilayahnya di Semenanjung Kampar karena komitmen kuat yang berkelanjutan terhadap upaya restorasi, perlindungan hutan, dan keterlibatan langsung masyarakat.

Sihol Aritonang, Presiden Direktur, PT Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP), lengan operasi Grup APRIL, mengatakan bahwa kemajuan yang dicapai oleh program RER tidak akan mungkin terjadi tanpa penerapan pendekatan proteksi produksi APRIL, yang berkelanjutan. perkebunan serat melindungi dan mendanai restorasi ekosistem hutan rawa gambut di pedalamannya. Dia juga menyoroti pentingnya strategi APRIL2030 perusahaan, yang mencakup komitmen signifikan terhadap konservasi dan perlindungan satwa liar.

Strategi APRIL2030 bertujuan untuk memberikan dampak positif pada alam, iklim dan lingkungan, sementara pada saat yang sama memajukan pertumbuhan yang berkelanjutan.

APRIL juga menyelesaikan pembangunan Eco-Research Camp setelah empat tahun perencanaan. Eco-Research Camp akan berfungsi sebagai pusat ilmu pengetahuan lahan gambut tropis bagi para ilmuwan nasional dan internasional, serta akademisi dan pemangku kepentingan yang ingin merasakan restorasi ekosistem secara langsung.

“RER tidak hanya mendukung restorasi ekosistem dan keanekaragaman hayati di Indonesia tetapi juga mendukung upaya pemerintah mengendalikan perubahan iklim dengan mengurangi emisi karbon,” kata Sihol.

RER merupakan wujud nyata komitmen perusahaan terhadap implementasi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya 15 poin, Ekosistem daratan (Life on Land) dan 13 aksi Penanganan Perubahan Iklim (Climate Action).