KUALA LUMPUR, MALAYSIA – Media OutReach – Kenaikan harga konsumen tahunan Malaysia menurun pada bulan Juni, terutama karena moderasi inflasi transportasi dan kenaikan harga daging, ikan, dan makanan laut yang lebih lambat. Indeks harga konsumen (CPI) naik 2,4% tahun ke tahun di bulan Juni, Biro Statistik mengatakan pada hari Senin. Itu dibandingkan dengan pertumbuhan 2,8 persen di bulan Mei dan sejalan dengan perkiraan rata-rata dari 13 ekonom yang disurvei oleh Reuters. Inflasi inti tahunan telah melambat menjadi 3,1% (dari 3,5% di bulan Mei).

“Tingkat inflasi Malaysia kini telah jatuh ke level terendah dalam 14 bulan, lingkungan makro saat ini pasti tidak akan mendorong BNM (Bank Negara Malaysia) untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga lebih lanjut dalam jangka pendek,” tutur ,” kata Kar Yong Ang, analis pasar keuangan di OctaFX, dalam keterangan, Selasa (25/7/2023).

Segera setelah laporan CPI, ringgit Malaysia (MYR) turun 0,1% menjadi sekitar 4,576 terhadap dolar. Namun, USDMYR (USD/Ringgit Malaysia) turun hampir 2% sepanjang bulan ini meskipun Bank Negara Malaysia memilih untuk tidak menaikkan suku bunga pada 6 Juli.

“Kinerja ringgit yang kuat baru-baru ini tidak ada hubungannya dengan faktor lokal. USDMYR turun terutama karena tren deflasi yang meningkat di AS, sementara Federal Reserve (bank sentral AS) diperkirakan akan menaikkan suku bunga hanya sekali tahun ini,” kata Kar Yong Ang.

Pertanyaannya sekarang adalah, mampukah Bank Negara Malaysia menerapkan kebijakan moneter yang kurang agresif atau lebih dovish? Apakah suku bunga Bank Negara Malaysia mencapai puncaknya? Apakah sudah waktunya untuk fokus pada penurunan suku bunga? Tidak secepat itu, kata para analis.

Pemotongan suku bunga biasanya dikaitkan dengan resesi yang akan datang atau penurunan aktivitas ekonomi, tetapi hal ini tidak terjadi di Malaysia saat ini. Output industri naik 4,7% di bulan Mei dari tahun sebelumnya, sementara neraca perdagangan meningkat menjadi $25,8 miliar di bulan Juni.

“Saya rasa BNM tentu saja senang melihat tekanan harga mereda, namun inflasi inti masih di atas 3,0%, yang tidak sepenuhnya nyaman. Perekonomian tidak terlalu buruk, namun saya rasa BNM akan tetap berada di pinggir lapangan untuk saat ini, mengamati bagaimana situasi berkembang. Masih terlalu dini untuk bersantai dan menjadi dovish’, ” pungkas Kar Yong Ang.

Seperti bank sentral lainnya, pejabat Bank Negara Malaysia akan mengamati dengan seksama konferensi pers Fed pada hari Rabu untuk setiap petunjuk tentang lintasan kenaikan suku bunga jangka pendek.

“Panduan ke depan akan menjadi kunci. Jika Fed mengklaim bahwa inflasi terkendali, pasar dapat menafsirkan ini sebagai sinyal dovish, maka ringgit dapat terapresiasi dan USDMYR akan jatuh ke 4.500, bahkan mungkin lebih rendah,” tutup Kar Yong Ang.