TOKYO, JEPANG – Media OutReachBack to Blue, sebuah inisiatif baru oleh The Economist Group dan The Nippon Foundation, diluncurkan pada KTT Dunia Tahunan ke-8 tentang Lautan. Dengan fokus awal pada polusi laut, Kemitraan selama tiga tahun ini merupakan jawaban atas tantangan yang semakin besar yang ditimbulkan oleh polusi plastik dan polutan kimia dan nutrisi yang merusak kehidupan laut dan ekosistem, yang berdampak pada kesehatan manusia. Program yang sedang dikembangkan tersebut didukung oleh temuan-temuan dari survei global Back to Blue, dimana polusi plastik (59,6% responden) dan polusi kimia (39,1%) menjadi dua perhatian utama, disusul oleh perubahan iklim (31% responden).

Kesempatan untuk memulai penelitian orisinal, merangsang dialog baru, dan menemukan solusi baru untuk masalah mengkhawatirkan yang disebabkan oleh pencemaran laut, sehingga menjadi kekuatan pendorong di balik kedua organisasi tersebut. The Economist Group, melalui World Oceans Initiative dan World Oceans Summit, telah memicu perbincangan global tentang tantangan terbesar yang dihadapi laut. The Nippon Foundation, dengan beragam programnya yang membangun dan memelihara jaringan laut, peneliti, dan pakar, memiliki reputasi dan reputasi kelas dunia untuk mempromosikan penelitian dalam ilmu dan kesehatan kelautan.

The Back to Blue Initiative menyatukan dua organisasi yang memiliki pemahaman yang sama tentang perlunya pendekatan berbasis bukti dan solusi untuk masalah mendesak yang dihadapi lautan, memberikan landasan yang kuat untuk mempercepat momentum peningkatan kesehatan laut.

“Kami menyadari banyaknya masalah pertanahan yang terjadi di sekitar kita. Namun, pemahaman kita tentang berbagai masalah lautan, yang menutupi hingga 70% permukaan bumi, masih sangat buruk. Ini adalah ancaman bagi keamanan manusia bagi setiap individu di planet ini,” tegas Yohei Sasakawa, Ketua Yayasan Nippon, dalam pidato penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua organisasi.

Dengan pemikiran ini, Lord Deighton, Presiden The Economist Group, mengatakan, “Kami di The Economist Group juga telah mengembangkan hasrat kami sendiri terhadap lautan. Kami menyelenggarakan World Ocean Summit pertama pada tahun 2012, setelah kami berdebat di surat kabar bahwa laut menghadapi banyak kesulitan dan aktivitas manusia berdampak besar pada kesehatan laut. Satu dekade kemudian, kami lebih berkomitmen dari sebelumnya pada visi tentang lautan kesehatan yang baik dan ekonomi yang vital. Laut juga berpotenis tinggi untuk gagal,” tuturnya.

Berbicara tentang inisiatif Back to Blue pada peluncuran, Charles Goddard, Direktur Editor The Economist Group, mengatakan, mengidentifikasi dan bergerak menuju lautan bebas polusi merupakan tantangan besar, seperti yang telah kita lihat dalam banyak upaya luar biasa untuk mengatasi polusi plastik. “Kami berharap Back to Blue dapat menyumbangkan pengetahuan dan perspektif baru yang penting tentang polutan di lautan dan arsitektur global dari partisipasi yang diperlukan untuk mengatasinya. Urgensi itu sangat nyata,” imbuhnya.

Sebagai informasi, Pada Januari 2021, The Economist Group, bermitra dengan The Nippon Foundation, melakukan dua survei terkait , satu dengan partisipasi para eksekutif, manajer senior dalam industri, sektor dan sektor publik, survei publik lainnya (warga global), untuk lebih memahami pandangan dan prioritas mereka seputar masalah utama kelautan. Survei dilakukan untuk memberikan poin referensi bagi inisiatif Back to Blue di antara pembaca global yang diharapkan dapat berpartisipasi, dan mencari umpan balik tentang arah dan relevansi inisiatif, dan membantu mereka mengukur kemajuan dalam mencapai tujuannya.