SINGAPURA – Media OutReach – Sebuah survei yang dilakukan oleh SiteMinder tentang Laporan Perubahan Wisatawan tahunan 2022 terhadap lebih dari 8.000 pelancong di seluruh dunia, termasuk 2.461 Wisatawan yang berasal dari China, Indonesia, dan Thailand, mengungkapkan keinginan yang terus meningkat untuk berpergian ke luar negeri ketika negara-negara membuka kembali perbatasannya, yang tidak terhalang oleh kenaikan biaya hidup.

Dari tiga negara yang disurvei di Asia Pasifik, 71% wisatawan di China dan 56% di Indonesia dan Thailand, mengatakan bahwa inflasi “tidak berdampak” hingga “berdampak sedang” dalam keputusan mereka saat merencanakan dan mengevaluasi biaya berpergian. Responden yang menyebutkan “dampak sedang” juga menyatakan bahwa tarif akomodasi yang murah bukanlah faktor terpenting saat memesan perjalanan mereka.

Laporan Perubahan Wisatawan tahunan 2022 oleh SiteMinder (ASX:SDR), platform commerce hotel terkemuka di dunia, juga menemukan bahwa sekitar setengah dari responden, 48% wisatawan di China dan Thailand dan 52% wisatawan di Indonesia, berniat untuk melakukan berpergian “internasional atau domestik” selama 12 bulan ke depan. Milenial (usia 26 hingga 41) merupakan segmen terbesar yang berencana bepergian, terhitung 58% wisatawan di Indonesia, disusul oleh 56% di China dan 52% di Thailand.

Sebagai survei wisatawan khusus akomodasi terbesar secara global, wawasan dari Laporan Perubahan Wisatawan 2022 SiteMinder menunjukkan bahwa:

  • Gen Z (usia 18-25) juga paling mungkin terpengaruh oleh kehadiran media sosial dari properti yang mereka pesan, dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Wisatawan Thailand paling terpengaruh oleh media sosial, dengan 78% responden mengatakan mereka “sangat terpengaruh” atau “terpengaruh” oleh kehadiran media sosial properti dalam keputusan pemesanan mereka, disusul oleh 75% di Cina dan 74% di Indonesia. Bahkan, responden di setiap kelompok umur setuju bahwa mereka semua terpengaruh oleh akun media sosial dari akomodasi yang mereka pesan.
  • Bleisure Travel terus menjadi tren yang berkembang dengan 49% wisatawan global Gen Z kemungkinan besar akan mengambil cuti kerja, diikuti oleh 46% Milenial. 65% wisatawan Thailand, hampir dua dari setiap tiga, adalah pemimpin dalam perjalanan bleisure, diikuti oleh 62% wisatawan Indonesia dan 47% wisatawan Cina. Faktanya, seperempat atau lebih wisatawan dari setiap negara yang disurvei dalam laporan tersebut akan menjadi wisatawan bleisure pada perjalanan mereka berikutnya.
  • Wisatawan cenderung mengubah persepsi mereka tentang penyedia akomodasi jika mereka memiliki pengalaman pelanggan yang negatif saat mengakses dan menggunakan situs web penyedia akomodasi, misalnya jika website lambat atau proses pembayaran tidak aman. Proporsi wisatawan yang tinggi – 89% di Cina, 72% di Indonesia dan 75% di Thailand – mengatakan mereka “sangat mungkin” atau “mungkin” mengubah persepsi mereka ketika penyedia akomodasi tidak menggunakan teknologi secara efektif.
  • Penggunaan AI dan robot oleh penyedia akomodasi untuk menggantikan profesional perhotelan juga diterima dengan baik oleh 86% wisatawan di Tiongkok, 85% pelancong di Thailand dan 76% pelancong di Indonesia mengatakan mereka “sangat mendukung” atau “mendukung” penyedia akomodasi yang menggunakan AI dan robot untuk mengotomatiskan proses kerja manusia sebelumnya.

“Kita dapat melihat bahwa optimisme kembali dari para pelancong ke sektor pariwisata, dan ada permintaan untuk perjalanan karena pembatasan perjalanan dan masalah kesehatan mereda di seluruh dunia. Terlepas dari inflasi dan kenaikan biaya, para wisatwatan melaporkan bahwa mereka tidak terpengaruh dan tidak berniat untuk membatalkan rencana perjalanan mereka, yang merupakan tanda positif bagi ketahanan industri akomodasi dan perjalanan secara global, khususnya di Asia,” jelas Sankar Narayan, Managing Director dan CEO SiteMinder, dalam rilisnya, Rabu (5/10/2022).

“Pemulihan perjalanan yang telah lama ditunggu-tunggu juga telah muncul dengan jenis wisatawan baru, yang memiliki harapan lebih tinggi dari hotel dan pengalaman perjalanan mereka dari sebelumnya. Kita dapat melihat bahwa, lebih dari sebelumnya, para wisatawan kini memiliki ambisi untuk memesan, bepergian, bekerja, terhubung, dan merasakan dunia dengan fleksibilitas dan keamanan terbesar,” sambungnya.

Laporan yang terperinci ini juga secara ekstensif mengungkap lima tren berpergian utama yang ditetapkan untuk menginformasikan dan menginspirasi industri akomodasi dan pariwisata:

  1. Tren Perjalanan Makro: Dorongan untuk bepergian lebih kuat daripada kenaikan inflasi
  2. Tren Pengaruh Digital: Saat ini, wisatawan adalah konsumen yang paling dapat dimenangkan di dunia
  3. Tren Travel Bleisure: Saat ini wisatawan yang berpergian sambil bekerja menginginkan hotel masa depan.
  4. Tren Kepercayaan: Setiap titik kontak digital penting bagi wisatawan baru yang minim terhadap kepercayaan
  5. Tren Koneksi Manusia: Wisatawan yang mendukung teknologi tidak mau berkompromi dengan koneksi manusia

Jelajahi pengalaman hotel interaktif SiteMinder untuk mendapatkan lebih banyak wawasan dan membaca laporan lengkapnya.