SINGAPURA – Media OutReachBlue Prism®, pemimpin global dalam otomatisasi cerdas, hari ini merilis temuan dari laporan surveinya yang berjudul “RPA Di Sektor Jasa Keuangan Asia Pasifik”.

Ditengah momentum yang kuat dalam upaya otomatisasi oleh organisasi di seluruh Asia Pasifik (APAC), laporan tersebut mengungkapkan perbedaan yang signifikan dari adopsi Robotics Process Automation (RPA) di Industri jasa keuangan Asia Pasifik.

Hasil laporan itu menunjukkan, Australia memimpin dengan 78% organisasi yang saat ini menggunakan solusi dan teknologi RPA, India berada di urutan kedua dengan 49%, diisusul oleh Hong Kong (47%), Malaysia (44%) dan Singapura (28%).

Dengan hanya 34% responden di Singapura dan 50% di Malaysia yang menunjukkan keakraban dengan RPA, ada potensi pemahaman dan persepsi yang lebih baik seputar teknologi ini. Ini dibandingkan dengan 85% di Australia, 82% di Hong Kong dan 75% di India.

“Ketika adopsi RPA di seluruh industri global tumbuh dengan kecepatan luar biasa, laporan ini mengungkapkan perbedaan adopsi RPA dalam industri jasa keuangan APAC, menunjukkan peta jalan yang panjang sebelum wilayah tersebut mencapai kematangan RPA dan Otomasi Cerdas. Saat ini, penggunaan adopsi RPA sebagian besar masih merupakan alat untuk meningkatkan efisiensi dan memangkas biaya, bukan sebagai katalis untuk mempercepat transformasi digital. Saat pasar ingin meningkatkan Adopsi RPA perusahaan dan Otomatisasi Cerdas, tujuan kami adalah memberdayakan perusahaan untuk memenuhi visi mereka dalam otomasi bisnis strategis dan mencapai hasil organisasi yang lebih cepat dan lebih baik,” kata Robert Dewar, Vice President, Financial Services, APAC, Blue Prism,dalam keterangannya, Senin (21/2/2022).

Hampir semua organisasi (95%) yang disurvei merasa bahwa adopsi RPA telah meningkatkan operasi bisnis secara keseluruhan, yang mencakup pengurangan kesalahan dan biaya (masing-masing 7%), memberdayakan tenaga kerja untuk berkonsentrasi pada tugas yang bernilai lebih tinggi (24%) dan meningkatkan efisiensi dan kecepatan dalam organisasi (61%).

Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa di seluruh Australia, India, Singapura, dan Malaysia, dua area teratas yang dimanfaatkan perusahaan untuk RPA adalah departemen keuangan dan TI. Ini sedikit berbeda di Hong Kong, di mana dua area teratas adalah departemen keuangan (79%) dan layanan pelanggan (71%).

Dalam dua hingga tiga tahun ke depan, perusahaan di Australia dan India berencana untuk terus memanfaatkan RPA paling banyak di departemen keuangan dan TI, sementara perusahaan Hong Kong mengharapkan hal yang sama di departemen keuangan dan layanan pelanggan.

Di Malaysia, selain departemen keuangan (61%), perusahaan memprioritaskan program RPA di bidang penjualan dan pemasaran (73%) dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Menariknya, departemen keuangan tidak termasuk dalam tiga area teratas yang akan dimanfaatkan oleh perusahaan Singapura dalam waktu dekat, dengan perusahaan memeringkat departemen TI (61%) sebagai prioritas utama untuk penerapan RPA, disusul oleh penjualan dan pemasaran (54%) dan layanan pelanggan (50%).

Lebih lengkap tentang Laporan survei “RPA di Sektor Jasa Keuangan Asia Pasifik”, Kunjungi link ini.