BANGKOK, THAILAND – Media OutReach Newswire – Kantor Komisi Anti-Korupsi Nasional (NACC) tetap memegang teguh perannya sebagai lembaga utama pencegahan dan pemberantasan korupsi di Thailand. Pusat Pencegahan Korupsi Nasional (CDC) NACC telah melaporkan identifikasi 1.553* kasus korupsi dengan nilai proyek mencapai lebih dari 140 miliar baht antara 19 Januari 2022 dan akhir Januari 2024.

Bapak Niwatchai Kasemmongkol, Sekretaris Jenderal NACC, menyoroti peran penting CDC sejak didirikan pada tanggal 19 Januari 2022. Pusat ini berperan penting dalam memantau, mengevaluasi, dan menyelidiki kasus-kasus korupsi, sejalan dengan kebijakan untuk secara aktif mencegah dan menekan korupsi. Selama dua tahun terakhir, langkah-langkah pencegahan yang efektif dari CDC telah secara signifikan mengurangi jumlah kasus korupsi dalam sistem penindakan.

Laporan operasional CDC mengungkapkan tindakan-tindakan berikut yang diambil terhadap kasus-kasus yang teridentifikasi:

  • 985 kasus telah diverifikasi, dipantau, dan diarahkan ke instansi terkait untuk ditindaklanjuti.
  • 339 kasus telah berhasil diselesaikan oleh lembaga-lembaga yang bertanggung jawab.
  • 169 kasus sedang dalam tahap persiapan sambil menunggu verifikasi data awal.
  • 60 kasus telah dikonfirmasi sebagai kegiatan korupsi dan saat ini telah tercatat dalam Sistem Pemeriksaan Awal Tuduhan Korupsi (PESCA).

Kasus-kasus yang dilaporkan ke CDC mencakup berbagai kategori, termasuk:

  • 1.151 kasus yang berkaitan dengan pengawasan pengadaan dan konstruksi dalam proyek-proyek utilitas publik.
  • 223 kasus pelanggaran atau kelalaian tugas.
  • 130 kasus yang melibatkan penyalahgunaan sumber daya publik oleh pejabat negara.
  • 47 kasus permintaan atau penerimaan aset atau manfaat lain oleh pejabat negara.
  • 2 kasus kekayaan yang tidak wajar di kalangan pejabat negara.

NACC menggarisbawahi bahwa nilai kumulatif dari proyek-proyek yang diawasi oleh CDC melebihi 146,65 miliar baht. Tanpa pengawasan yang ketat dari CDC, dana ini berpotensi hilang karena korupsi.

Selain itu, NACC berkomitmen untuk memanfaatkan semua sumber dayanya untuk memerangi korupsi, yang bertujuan untuk meningkatkan reputasi Thailand sebagai negara yang berjuang untuk mencapai nol korupsi. Upaya ini mempromosikan transparansi dan mendorong perdagangan dan investasi. Strategi anti-korupsi yang komprehensif dari NACC dan rekomendasi kepada pemerintah mencerminkan dedikasi para pejabat untuk mencapai Thailand yang bebas dari korupsi dan meningkatkan skor Indeks Persepsi Korupsi (CPI) negara tersebut.

Terlepas dari pentingnya skor CPI dalam strategi nasional anti-korupsi (2018 – 2037), dan target untuk mendapatkan skor di atas 50, CPI Transparency International pada tahun 2023 menunjukkan bahwa Thailand mendapatkan skor 35 poin, berada di peringkat ke-108 dari 180 negara di dunia dan peringkat ke-4 di antara anggota ASEAN.

Meskipun skor CPI masih rendah, NACC bertekad untuk terus melanjutkan misi anti-korupsinya. Komisi ini percaya bahwa ukuran keberhasilan yang sebenarnya terletak pada upaya kolektif pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta yang bekerja secara transparan, melakukan pengawasan dengan tekun, dan bersatu melawan korupsi. Dengan komitmen yang teguh untuk tidak menoleransi korupsi, Thailand dapat mencapai tujuannya untuk mewujudkan masyarakat yang bebas korupsi.

NACC mengakui bahwa meskipun telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam situasi korupsi di Thailand, skor CPI belum mencerminkan kemajuan ini secara memadai. Komisi mendesak Transparency International untuk mengungkapkan sumber data survei mereka dan memberikan rekomendasi yang tepat sasaran, sehingga memungkinkan penyelesaian yang tepat untuk masalah-masalah yang teridentifikasi.

https://www.nacc.go.th/categorydetail/20180831184638361/20240215102232

https://nacc.go.th/english