HONG KONG SAR – Media OutReachTrend Micro, pemimpin global dalam solusi keamanan siber, hari ini mengeluarkan laporan baru yang memperingatkan bahwa data biometrik yang terekspos menciptakan risiko autentikasi yang serius di berbagai perangkat digital skenario, termasuk metaverse.

“Biometrik disebut-sebut oleh beberapa orang sebagai alternatif kata sandi yang lebih aman dan lebih mudah digunakan. Tetapi karakteristik kami tidak semudah diubah seperti kata sandi, jadi jika data kebocoran cenderung memiliki efek luas pada pengguna. Di masa depan, menyalahgunakan profil pengguna Metaverse orang lain seperti memiliki akses penuh ke PC orang lain hari ini,” kata William Malik, Wakil presiden strategi infrastruktur di Trend Micro.

Trend Micro mendefinisikan Metaverse sebagai: “Lingkungan kerja berbasis cloud, terdistribusi, multi-vendor, imersif, dan interaktif yang dapat diakses pengguna melalui berbagai perangkat jaringan.”

Jadi siapa pun yang dapat berpura-pura menjadi orang lain di jaringan global generasi baru ini akan memiliki akses ke semua yang mereka miliki: mulai dari rekening bank online, toko cryptocurrency virtual, hingga data perusahaan yang sangat sensitif.

Seperti yang dinyatakan dalam laporan, peretas di masa depan dapat menggunakan data biometrik yang dicuri atau bocor untuk mengelabui perangkat yang terhubung ke internet (seperti kacamata VR/AR) agar masuk ke akun orang lain. Hal ini akan menimbulkan berbagai kejahatan seperti pencurian data, penipuan, pemerasan, dan banyak lagi.

Selain itu, profil pengguna Metaverse juga menjadi salah satu target incaran para peretas, karena berisi berbagai data biometrik yang berharga, seperti model karakter 3D yang dibuat sesuai dengan karakteristik pengguna yang sebenarnya.

Dalam lingkungan komputasi baru ini, dua dari tiga elemen otentikasi yang umum digunakan terdaftar dalam perangkat lunak Metaverse.

Tujuan laporan Trend Micro adalah untuk memicu lebih banyak percakapan di komunitas TI dan keamanan informasi tentang cara mengurangi potensi risiko ini. Pada saat yang sama, itu juga mengeluarkan peringatan untuk memberi tahu semua orang bahwa sejumlah besar data biometrik, termasuk wajah, suara, iris, telapak tangan, sidik jari, telah terpapar di Internet, dan akurasinya cukup untuk menipu sistem otentikasi.

Ini terlihat dari foto dan suara yang diposting di media sosial, pesan instan, situs berita, dan portal pemerintah yang digunakan orang setiap hari.

Laporan tersebut memperingatkan bahwa selain mengizinkan peretas untuk melewati pemeriksaan otentikasi, data biometrik yang bocor atau dicuri ini juga dapat digunakan untuk membuat model pengubah wajah Deepfake dengan penggunaan yang cerdas.

Baca salinan lengkap laporan “Leaked Today, Exploited for Life: Bagaimana Pola Biometrik Media Sosial Mempengaruhi https://www.trendmicro.com/vinfo/hk/security/news/internet-of-things/leaked-today-exploited-for-life-how-social-media-biometric-patterns-affect-your-future