KUALA LUMPUR, MALAYSIA – Media OutReach – Octa menganalisis kemungkinan Bank Negara Malaysia (BNM) mempertahankan Overnight Policy Rate (OPR) tidak berubah pada 3% pada pertemuan Komite Kebijakan Moneter (MPC) mendatang pada tanggal 1-2 November. Pelajari tentang potensi dampaknya terhadap ringgit Malaysia.

Kesimpulan utama:

  • Inflasi umum di Malaysia turun menjadi 1,9% di bulan September.
  • Overnight Policy Rate (OPR) sepertinya tidak akan dinaikkan pada pertemuan berikutnya, mengingat penurunan inflasi umum baru-baru ini menjadi di bawah 2%.
  • Jeda dalam perubahan OPR akan terus merugikan ringgit, dan probabilitas kenaikan USDMYR di atas 5.0000 tetap tinggi.

Komite Kebijakan Moneter (MPC) Bank Negara Malaysia (BNM) akan bertemu pada tanggal 1 – 2 November untuk memutuskan kebijakan moneter. Kenaikan suku bunga overnight (OPR) mungkin tidak lagi relevan, mengingat penurunan inflasi umum baru-baru ini.

Khususnya, OPR Malaysia saat ini berada di level 3%, sementara inflasi umum Malaysia, yang diukur dengan indeks harga konsumen (IHK), turun menjadi 1,9% pada September 2023, terendah dalam dua setengah tahun terakhir. Tingkat inflasi untuk September 2023 sedikit di bawah perkiraan konsensus ekonom yang disurvei oleh Reuters dan Bloomberg, masing-masing sebesar 2,2% dan 2,1%. Angka perkiraan tersebut mempertimbangkan risiko eksternal dan internal yang signifikan terhadap inflasi domestik yang harus dipantau secara ketat dalam waktu dekat, yaitu kenaikan harga energi dan penurunan nilai tukar ringgit.

“Dalam lingkungan inflasi yang rendah, keputusan untuk mengubah OPR tidak lagi relevan. Situasi ini akan terus melukai ringgit, yang pada akhirnya dapat memicu kembalinya strategi pengetatan moneter”, tutur Kar Yong Ang, analis pasar keuangan Octa, dalam rilisnya, Selasa (31/10/2023).

Depresiasi ringgit juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ekspektasi bahwa suku bunga federal fund AS akan tetap tinggi tanpa adanya sinyal yang jelas mengenai penurunannya. Selain itu, indikator ekonomi RRT lebih lemah dari yang diperkirakan, dan pelonggaran kebijakan moneter People’s Bank of China berdampak negatif pada sentimen investor di wilayah tersebut. Probabilitas pertumbuhan USDMYR di atas 5.0000 tetap tinggi.