HONG KONG SAR – Media OutReach – Prudential plc (Prudential) hari ini merilis laporan ‘Fulfilling Futures – Re-thinking well-being in Asia: How outlooks on life change’. Laporan tersebut menganalisis bagaimana aspirasi dan persepsi orang tentang kesuksesan berubah seiring dengan peningkatan harapan hidup dan tantangan terhadap kesehatan fisik dan mental yang berkembang.

Laporan tersebut mengeksplorasi bagaimana orang Asia menilai aspek kesejahteraan, termasuk kesehatan fisik dan mental, keuangan pribadi, kehidupan sosial, dan interaksi dengan masyarakat, mengingat meningkatnya ketidakpastian, dan bagaimana mereka menggunakan teknologi digital untuk mencapai tujuan tersebut.

“Penelitian menunjukkan bahwa hal yang dipedulikan orang Asia telah berubah dalam beberapa tahun terakhir. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan orang berhenti dan memikirkan prioritas hidup,” kata Lilian Ng, Presiden Grup Bisnis Strategis Prudential, dalam rilisnya, Rabu (17/5/2023).

“Prudential selalu berfokus untuk membantu nasabah dan masyarakat hidup kaya dengan membuat perlindungan kesehatan lebih terjangkau dan nyaman, serta mempromosikan inklusi keuangan. Memahami apa yang memengaruhi kesehatan fisik dan mental orang memberdayakan kita untuk mendukung mereka agar hidup lebih lama dan lebih memuaskan,” sambungnya.

Keluarga dan kesehatan prioritas utama untuk kesejahteraan

Laporan tersebut melakukan survei terhadap 5.000 penduduk di 13 pasar Asia, menunjukkan bahwa hampir 7 dari 10 responden (68%) telah mengubah definisi kesuksesan hidup mereka dalam beberapa tahun terakhir. Banyak responden (43%) menyebutkan pandemi sebagai faktor kunci dalam menilai kembali prioritas.

Padahal lima tahun lalu, kesuksesan karir mungkin menjadi keinginan utama mereka, menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga kini menjadi penentu kepuasan hidup, menyalip aspirasi keuangan, karir bahkan kesehatan pribadi. Menjaga kesehatan emosional dan mental juga telah meningkat di antara prioritas orang, dari yang paling bawah lima tahun lalu hingga sekarang menjadi nomor dua.

Membangun tabungan pensiun

Seiring bertambahnya usia populasi Asia, keamanan finansial saat pensiun menjadi perhatian. Di Hong Kong, misalnya, kebutuhan finansial menjadi pendorong utama untuk memperpanjang masa kerja. Hanya setengah dari responden Hong Kong (52%) yang merasa puas dengan situasi keuangan mereka saat ini, sementara hampir 3 dari 5 responden (59%) percaya bahwa mereka akan memiliki tabungan yang cukup untuk menutupi biaya hidup hingga usia 80 tahun atau lebih.

Sepertiga responden di Asia mengatakan bahwa mereka memberikan kontribusi rutin ke dana pensiun untuk memperbaiki situasi keuangan mereka. Hasil survei juga dengan jelas menunjukkan bahwa banyak orang berusaha untuk mendiversifikasi sumber pendapatan mereka, misalnya lebih dari sepertiga responden (35%) berinvestasi di saham dan obligasi untuk mengumpulkan lebih banyak tabungan dan dana pensiun. Sementara itu, sepertiga responden (31%) berpartisipasi dalam investasi yang lebih berisiko, seperti non-fungible tokens (NFTs) dan aset digital alternatif seperti mata uang kripto.

Implikasi untuk masa depan Asia

Laporan tersebut juga membuat rekomendasi kepada pemerintah, pengusaha, LSM dan pemangku kepentingan sosial lainnya untuk mempromosikan kesejahteraan warga negara.

Menanggapi tren umur panjang, pemerintah di seluruh Asia dapat membantu warga dari segala usia mempelajari keterampilan baru dan mendorong mereka untuk menerapkan perilaku dan gaya hidup yang lebih sehat. Memperoleh keterampilan baru dapat membantu memperpanjang karier, mempertahankan produktivitas, dan memenuhi kebutuhan finansial untuk umur panjang.

Laporan tersebut juga merekomendasikan agar perusahaan mempertimbangkan penerapan kebijakan dan tunjangan ramah keluarga sehingga karyawan dapat menghabiskan lebih banyak waktu bersama dan merawat keluarga mereka. Ini akan membantu pemberi kerja merekrut dan mempertahankan talenta yang mereka butuhkan.